Suara.com - Harga emas kembali jatuh dari level tertinggi satu pekan pada perdagangan Kamis (12/3), setelah imbal hasil obligasi AS kembali naik.
Mengutip CNBC pada Jumat (12/3/2021), harga emas di pasar spot melemah 0,1 persen menjadi 1.725,00 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 3 Maret, yakni 1.739,63 dolar AS per ounce.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup sedikit berubah menjadi 1.722,60 dolar AS per ounce.
"Imbal hasil US Treasury 10-tahun sekarang melambung lagi, yang menstabilkan dolar dan membebani harga emas," kata Tai Wong, trader di bank investasi BMO, New York.
Data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah empat bulan, pekan lalu.
Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan mengangkat imbal hasil US Treasury 10-tahun di atas 1,5 persen, sementara Indeks Dolar (Indeks DXY) bergerak menjauh dari level terendah satu pekan.
"Imbal hasil obligasi meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran tentang permasalahan inflasi yang muncul karena ekonomi utama dunia telah mengaktifkan keran uang mereka terbuka lebar selama setahun terakhir," kata analis Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dari stimulus yang meluas, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi pada tahun ini telah mengancam status tersebut karena diterjemahkan ke dalam opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang logam kuning.
Bank Sentral Eropa mengatakan akan menggunakan Pandemic Emergency Purchase Programme senilai 1,85 triliun euro dengan lebih murah hati selama beberapa bulan mendatang untuk menghentikan kenaikan biaya pembiayaan utang yang tidak beralasan.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Berbalik Menguat Berkat Ini
RUU bantuan Covid-19 Amerika senilai 1,9 triliun dolar AS juga disetujui pada Rabu.
Logam lainnya, perak turun 0,2 persen menjadi 26,12 dolar AS per ounce. Paladium melemah 0,2 persen menjadi 1.200,11 dolar AS per ounce, sementara platinum melejit 1,6 persen menjadi 2.343,95 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Indonesia Pasar Kripto Terbesar Kedua di Asia Pasifik
-
Antrean Haji Semakin Panjang, Perencanaan Keuangan Sejak Belia Kian Penting
-
BRI Resmikan Regional Treasury Team Medan untuk Perkuat Layanan Keuangan di Sumatera
-
Mengenal Cropty Wallet, Dompet Kripto bagi Pemula yang Antiribet dan Hadirkan Berbagai Keunggulan
-
Penambangan Tanpa Izin Jadi Ancaman, Kopsindo Dukung Pemerintah untuk Lakukan Penertiban
-
Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore, Ini Pemicunya
-
Adrian Gunadi Telah Ditangkap, Daftar Tersangka Kasus di Sektor Keuangan yang Masih Buron
-
Antam Impor 30 Ton Emas dari Singapura dan Australia
-
Begini Strategi Investasi Kripto Akhir Tahun, Jangan Hanya Andalkan Momen
-
IHSG Ditutup Menghijau ke Level 8.123 Terdorong Keperkasaan Rupiah