Suara.com - Harga minyak dunia menorehkan penguatan harga pada perdagangan akhir pekan lalu.
Aksi jual sempat menekan harga hingga turun 7 persen seiring gelombang baru virus corona melanda seluruh Eropa. Hal ini mengurangi ekspektasi pemulihan demand BBM yang akan segera terjadi.
Mengutip CNBC, Senin (22/3/2021) minyak mentah Brent naik ke harga 64,53 dolar AS per barel setelah naik 1,98 persen. Sementara itu minyak mentah WTI naik sebesar 2,37 persen ke posisi 61,42 dolar AS per barel.
Kedua benchmark harga tersebut bergerak dalam rentang lebih dari 2 dolar AS per barel pada trading akhir pekan lalu.
Harga minyak mentah turun hingga 7 persen pada hari Kamis pekan ini seiring beberapa negara di Eropa menerapkan lagi kebijakan lockdown.
Sementara program vaksinasi diperlambat oleh masalah distribusi dan kekhawatiran atas potensi efek samping. Market berubah bullish pada akhir pekan ini, didukung sentimen aksi jual yang berlebihan.
"Aksi jual akan menggerakkan beberapa hal yang bisa memperlambat reli," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
"OPEC akan lebih mengkhawatirkan COVID, jadi ini meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan produksi lagi, dan dengan penurunan tajam harga minyak, hal itu dapat mengurangi insentif produsen AS untuk maju." Tambahnya.
Produksi AS telah berkontribusi pada kelebihan pasokan karena permintaan menurun akibat virus korona. Pengebor di AS bertambah sembilan rig minyak dalam minggu ini, kenaikan mingguan terbesar sejak Januari.
Baca Juga: Suram, Harga Minyak Dunia Anjlok 7 Persen
Angka rig mencapai 318, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei, kata perusahaan jasa minyak Baker Hughes.
Sementara itu, kekhawatiran tentang peluncuran vaksin juga membatasi keuntungan pasar. Jerman, Prancis dan negara-negara lain telah mengumumkan dimulainya kembali inokulasi dengan suntikan AstraZeneca setelah regulator menyatakan bahwa vaksin tersebut aman.
Penghentian program tersebut telah mempersulit untuk mengatasi resistensi terhadap vaksin di antara beberapa populasi. Inggris juga mengumumkan akan memperlambat peluncuran vaksin COVID-19 bulan depan karena penundaan pasokan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group
-
Syarat Impor iPhone 17 Dibongkar Mendag, Apple Harus Lakukan Ini Dulu
-
Setelah Sawit, BPDP Sasar Hilirisasi Kelapa dan Kakao
-
5 Fakta Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 M, Momen Ditinggal ke Toilet Jadi Kunci
-
Kasus Bank Century: Dulu Seret Nama Sri Mulyani, Bagaimana Nasib Uang Nasabah?
-
Tips Pilih Developer Rumah Terbaik 2025, Biar Tidak Menyesal di Kemudian Hari