Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab tergelincirnya Pesawat Trigana Air di Bandara Halim Perdanakusuma pekan kemarin.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Udara KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, dari penyelidikan terdapat dua masalah utama dalam kasus tergelincirnya pesawat tersebut.
Pertama, matinya mesin sebelah kanan dan roda mendarat sebelah kanan juga mengalami kerusakan.
"Saat mendarat diketahui, roda mendarat sebelah kanan mengalami kerusakan," ujar Nurcahyo seperti yang dikutip dalam instagram resmi KNKT, Rabu (24/3/2021).
Nurcahyo membeberkan kronologi mulai dari pesawat lepas landas hingga tergelincir. Pesawat yang memuat kargo dengan dua pilot, satu mekanik dan satu FOO ini berangkat dari Bandara Halim menuju Makassar.
Setelah lelas landas selama dua menit, pilot memberitahukan kepada petugas lalu lintas udara atau ATC bahwa pesawat alami kerusakan mesin sebelah kanan.
Sehingga, pilot memutuskan untuk kembali ke Bandara Halim. Kemudian, pesawat memutar selama 15 menit di udara sebelum mendarat di Bandara Halim.
"Kemudian mendarat dengan satu mesin, kondisi ini adalah kondisi sudah sering dilakukan oleh pilot dilakukan dalam simulator yaitu terbang dengan satu mesin, sehingga penerbangan satu mesin bukan suatu kesulitan bagi pilot," ucap dia.
Namun demikian, tambah Nurcahyo, pesawat sudah dievakuasi pada hari Minggu lalu dan dipindahkan ke tempat aman.
Baca Juga: Halim Perdanakusuma Aktif Lagi Pasca Tergelincirnya Trigana Air
Proses pemindahan pesawat dilakukan oleh tim Rescue and Fire Fighting Services (RFFS) Bandara Halim Perdanakusuma, tim RFFS Bandara Soekarno-Hatta, serta didukung oleh Tim Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
"Pesawat kargo Trigana Air yang keluar landasan sudah dipindahkan seluruhnya, dan saat ini tengah dilakukan pembersihan FOD di runway. Besok, Senin 22 Maret 2021, Bandara Halim Perdanakusuma sudah dibuka kembali untuk penerbangan niaga berjadwal," ujar VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano.
Yado menambahkan, pesawat kargo Trigana Air tersebut melakukan pendaratan darurat pada Sabtu 20 Maret 2021 di Bandara Halim Perdanakusuma.
Berkat koordinasi yang baik dan erat dari pilot, AirNav Indonesia, tim RFFS & Apron Movement Control Bandara Halim Perdanakusuma, pendaratan darurat dapat dilakukan sehingga meminimalisir risiko. AP II sangat mengapresiasi dedikasi, kebersamaan dan koordinasi seluruh pihak dalam keadaan tersebut.
Adapun pada Minggu, 21 Maret 2021, seluruh penerbangan niaga berjadwal (keberangkatan dan kedatangan) di Bandara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
Terkini
-
Mengenal 15 Istilah dalam SIKS Validasi DTKS untuk Penyaluran Bansos
-
Inflasi Hingga Data PMI Kerek IHSG Menghijau Hari ini, Tapi Saham Sektor Properti Anjlok
-
Jamin Stok BBM Aman di Aceh, BPH Migas Minta Jangan 'Panic Buying'
-
Pengamat Nilai Proyek RDMP Balikpapan Bisa Percepat Hilirisasi Migas
-
Luhut Ikut Bangun Bandara IMIP: Itu Fasilitas untuk Investor Nikel China, Bukan Ancaman Kedaulatan
-
Bos Garuda Sebut Semua Gaji Direksi Sepakat Dipotong 10 Persen
-
Insentif Otomotif 2026 Belum Jelas, Pemerintah Klaim Industri Sudah Kuat
-
PT KPBI Raih Izin Kelola Sistem Resi Gudang dari Bappebti
-
Rupiah Cuma Menguat Sejengkal, tapi Tetap Lebih Perkasa dari Dolar AS
-
Menko Airlangga: Gempuran Mobil Listrik Paksa Produsen Konvensional Banting Harga