Suara.com - Harga minyak melemah pada aktivitas trading akhir pekan lalu. Pelemahan harga minyak seiring perluasan lockdown di India dan Brasil guna mengendalikan pandemi Covid-19.
Hal ini mengimbangi prospek bullish demand BBM musim panas serta pemulihan ekonomi.
Mengutip CNBC, Senin (3/5/2021) minyak mentah Brent turun 1,91 persen atau USD 1,31 ke harga 67,25 dolar AS per barel pada perdagangan hari terakhir untuk kontrak bulan Juni. Minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk kontrak delivery Juni ditutup turun 2,2 persen atau 1,43 juta barel di harga 63,58 dolar AS per barel.
"Pemulihan permintaan pasca-COVID-19 masih tidak merata dan lonjakan kasus di India berfungsi sebagai pengingat tepat waktu bahwa reli ke harga USD 70 terlalu dini," kata Tim Analis Energy Aspects dalam sebuah catatan.
Posisi harga 70 dolar AS per barel seperti itu kemungkinan akan dicapai hanya pada kuartal ketiga tahun ini, ketika permintaan meningkat secara material dan stok melimpah berakhir, kata mereka.
Brent berada di jalur untuk mendapatkan kenaikan sekitar 8 persen di bulan April. Sementara WTI tampak menorehkan kenaikan hampir 10 persen.
Kenaikan ini akan menjadi kenaikan bulanan kelima dalam enam bulan karena permintaan global hampir kembali ke tingkat sebelum pandemi didukung oleh stimulus fiskal dan pelonggaran penguncian virus di beberapa negara.
Sementara pengurangan produksi dari OPEC dan sekutunya termasuk Rusia mengurangi minyak mentah.
Adopsi vaksinasi Covid-19 yang lebih luas juga memulihkan kepercayaan sehingga berpotensi mengangkat permintaan minyak.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Tembus 400 Ribu Kasus Baru, India Diminta Lockdown
Beberapa kota di AS menghentikan lockdown yang memicu kepercayaan akan permintaan yang lebih kuat pada bensin menjelang musim mengemudi musim panas di USA, kata analis ANZ. Sedangkan penjualan bahan bakar di Inggris mendekati level musim panas lalu.
Liburan Hari Buruh yang akan datang di China juga akan meningkatkan permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.
"Optimisme baru ini membayangi kendala di India, di mana gelombang kedua infeksi COVID-19 mengakibatkan diberlakukan pembatasan baru perjalanan," kata ANZ dalam sebuah catatan.
India yang adalah negara terpadat kedua di dunia ini berada dalam krisis yang parah. Rumah sakit dan kamar mayat kewalahan, karena jumlah kasus Covid-19 mencapai 18 juta pada hari Kamis.
Pada hari Jumat, survei sektor swasta menunjukkan bahwa aktivitas pabrik Jepang berkembang pada bulan April pada laju tercepat sejak awal 2018 di tengah pemulihan permintaan global meskipun pembatasan untuk mencegah penyebaran virus corona membayangi prospek ekonomi secara keseluruhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Viral Peras Pabrik Chandra Asri, Ketua Kadin Cilegon Dituntut 5 Tahun Penjara
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Kementerian ESDM: Etanol Bikin Mesin Kendaraan jadi Lebih Bagus
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
Menkeu Purbaya Mendadak Batal Dampingi Prabowo Saat Serahkan Aset Smelter Sitaan, Ada Apa?
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya