Suara.com - PT Garuda Indonesia Tbk boleh dibilang sedang berada di ujung tanduk, dengan utang yang semakin menumpuk.
Sejumlah langkah penyelamatan pun dilakukan perseroan, mulai dari restrukturisasi hingga pengurangan pekerja. Namun, tarif tiket pesawat Garuda masih dibandrol dengan tarif premium.
Padahal, kata pengamat penerbangan Alvin Lie, strategi menurunkan harga tarif tiket pesawat bisa jadi alternatif strategi jangka pendek.
"Itu yang juga saya kritik. Garuda hingga saat ini masih menggunakan strategi harga tiket premium dengan batas atas," ucap Alvin saat dihubungi Suara.com, Kamis (27/5/2021).
Alvin menjelaskan, kontur bisnis penerbangan saat ini sudah sangat berubah akibat pandemi covid-19, di mana kebutuhan orang untuk bepergian menurun drastis.
"Mungkin sebelum pandemi tahun 2019 strategi itu sukses, tapi setelah pandemi ini kebutuhan orang untuk berpergian menurun tajam," paparnya.
Alvin menyarankan agar Garuda Indonesia bisa menurunkan tarif agar keterisian pesawat meningkat.
Sebab dengan masih tingginya harga tiket, banyak penumpang Garuda Indonesia yang beralih ke penerbangan lain seperti Batik Air, Citilink, hingga Lion Air.
"Harga tiket Garuda ini praktis 2 kali dari harga tiket Citilink dan Batik di rute yang sama. Karena apa ditengah pandemi ini kan engga ada makan minum dalam pesawat kan," tuturnya.
Baca Juga: Utang Garuda Indonesia Tembus Rp 70 Triliun, Ini Kata Pengamat BUMN
Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan hingga saat ini utang maskapai plat merah ini telah mencapai Rp 70 triliun.
"Fakta yang ada saat ini, utang kita sudah mencapai Rp 70 triliun," kata Irfan.
Irfan mengungkapkan jumlah utang tersebut terus bertambah Rp 1 triliun setiap bulannya, karena ketidakmampuan perseroan untuk membayar utang tersebut.
Pada bulan Mei ini saja kata dia, merupakan bulan dengan kinerja terburuk buat Garuda, pasalnya Irfan mengatakan pendapatan perseroan diprediksi hanya USD 56 juta.
Sementara biaya operasional perbulannya mencapai USD 56 juta untuk sewa pesawat, perawatan USD 20 juta, hingga bayar pegawai yang mencapai USD 20 juta.
"Jadi secara cash kita sudah negatif, secara modal kita sudah minus Rp 41 triliun," kata Irfan.
Berita Terkait
-
Utang Garuda Indonesia Tembus Rp 70 Triliun, Ini Kata Pengamat BUMN
-
Utang Garuda Indonesia Tembus Rp 70 Triliun, Pantas Efisiensi Besar-besaran
-
Negara Bayar Gaji Ribuan PNS Bodong, Alvin Lie: Rakyat Dibebani Pajak!
-
Garuda Indonesia Tawarkan Pensiun Dini ke Semua Karyawannya
-
Mulut Netizen Setajam Silet, Agnez Mo Dicibir Lecehkan Garuda
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
Terkini
-
Laba Bersih UNVR Melonjak Lebih dari Dua Kali Lipat Q3 2025, Janjikan Dividen Jumbo
-
Status "SI" di SIKS: Apakah Dana Bansos Sudah Bisa Transfer Rekening?
-
BI: Uang Beredar Tembus Rp 9.771,3 Triliun, Ini Faktornya
-
Anggaran Subsidi BPJS Kesehatan Ditambah, Iuran Masyarakat Jadi Lebih Murah?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
OJK: Aset Dana Pensiun Tembus Rp 1.593 Triliun
-
Rupiah Dibuka Menguat Tipis Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Huabao Suntik Rp164 Miliar, Landasan Pacu Bandara Maleo Kini Mampu Tampung Pesawat Jumbo!
-
IHSG Melesat Hingga Ke Level Tertinggi Intraday di Awal Sesi Jumat
-
Emas Antam Bangkit, Harganya Meloncat Jadi Rp 2.354.000 per Gram