Suara.com - Harga minyak mentah dunia mencatatkan penguatan pada perdagangan akhir pekan lalu, dengan menutup kenaikan minggu ketiga secara beruntun.
Hal ini terjadi di tengah membaiknya prospek permintaan di seluruh dunia karena akselerasi vaksinasi covid-19 mengendurkan lockdown.
Mengutip CNBC, Senin (14/6/2021) minyak Brent naik 17 sen ke harga 72,69 dolar AS per barel setelah mencapai posisi tertinggi sejak Mei 2019. Secara mingguan, Brent naik 1 persen.
Sedangkan minyak WTI menguat 62 sen ke level 70,91 dolar AS per barel, merupakan tertinggi sejak Oktober 2018. Secara mingguan WTI naik 1,9 persen.
"Permintaan lebih cepat daripada pasokan dan kami akan membutuhkan lebih banyak pasokan untuk memenuhi permintaan itu," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang bersiap pulih ke level sebelum terjadi pandemi pada akhir 2022.
"OPEC+ perlu membuka keran untuk menjaga pasar minyak dunia dipasok secara memadai," kata pengawas energi yang berbasis di Paris tersebut.
IEA menyatakan kenaikan demand dan kebijakan jangka pendek sejumlah negara bertentangan dengan seruan IEA guna mengakhiri pendanaan baru terhadap sektor minyak, gas dan batu bara.
"Pada 2022 ada ruang untuk kelompok OPEC+ yang beranggotakan 24 member, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, untuk meningkatkan pasokan minyak mentah sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) di atas target Juli 2021-Maret 2022," kata IEA.
Baca Juga: Permintaan Tinggi, Harga Minyak Dunia Langsung Melesat
Data yang menunjukkan trafik arus jalan kembali ke tingkat sebelum COVID-19 di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa. Arus trafik tersebut menggembirakan, kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
"Bahkan pasar bahan bakar jet menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Penerbangan di Eropa naik 17% selama dua minggu terakhir, menurut Eurocontrol," kata analis ANZ.
Jumlah rig minyak AS naik enam menjadi 365 minggu ini ke level tertinggi sejak April 2020, demikian menurut data perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporan mingguannya. Itu adalah peningkatan mingguan terbesar dalam sebulan terakhir. Angka rig ini merupakan indikator suplai di waktu mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu: Itu Suara Sebagian Kecil Rakyat
-
Menkeu Baru: Sukar Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun Ini, Pak Presiden
-
Menkeu Purbaya Punya Kekayaan Rp 39 Miliar, Koleksi 4 Mobil Mewah
-
BPJS Kesehatan Boyong Golden Trophy 2025, GRC Jadi Kunci Layanan
-
Saham Emiten Rokok Terbang Tinggi saat Perbankan Ambruk: Efek Sri Mulyani Diganti?
-
Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram! Ini 5 Fakta di Balik Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
-
Purbaya: Tidak Terlalu Sulit Memperbaiki Ekonomi yang Lambat
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Kaget Dilantik jadi Menkeu, Purbaya: Saya Pikir Saya Ditipu!
-
Asing Bawa Kabur Dana Rp 543,7 Miliar dari Pasar Saham di Tengah Reshuffle Kabinet