Suara.com - Penambahan kasus positif COVID-19 serta penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu menimbulkan berbagai dampak.
Mulai dari stres akibat pekerjaan yang bisa berpotensi pada munculnya konflik rumah tangga hingga hilangnya pekerjaan. Hal ini dapat menurunkan daya tahan tubuh yang dibutuhkan untuk menjaga imunitas.
"Kami merespons kebutuhan tersebut khusus untuk para pria dan para pencari nafkah keluarga di masa pandemi ini dengan memproduksi ActiveIN untuk menjaga stamina sekaligus meningkatkan vitalitas pria agar tetap sehat dan rumah tangga tetap harmonis," ujar Direktur Pemasaran PT Andalan Utama Farmaindo Denny Koesoemadi dalam keterangannya, Selasa (3/8/2021).
Denny menyebutkan menjaga daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya saja dengan berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi dan mengonsumsi suplemen.
Salah satu bahan suplemen yang dipercaya mampu menjaga daya tahan tubuh dan vitalitas adalah ginseng.
Tanaman dengan nama latin Panax ini sudah tidak asing dan sudah akrab dikonsumsi konsumen Indonesia. Ginseng dipercaya dapat membantu melancarkan peredaran darah, menjaga fungsi otak dan menjaga stamina dan vitalitas, tidak terkecuali untuk para pria yang ingin menjaga keharmonisan rumah tangganya.
Suplemen yang sudah sudah terdaftar di BPOM dan memiliki sertifikasi HALAL, GMP, HACCP & ISO 22000 ini memang ditujukan untuk mereka yang sibuk dan tetap ingin menjaga daya tahan tubuh dan vitalitas.
Denny mengungkapkan optimismenya dalam memasuki pasar suplemen pria karena ActiveIN memiliki kelebihan yang tidak dimiliki produk lain, yaitu bahan dasar ActiveIN adalah tanaman herbal yang berkualitas baik.
Tidak hanya itu, ActiveIN juga membuka peluang pekerjaan dengan menjadi reseller.
Baca Juga: Bisa Dicoba, 5 Tips Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Saat di Rumah Saja
Berdasarkan data Digital 2021 untuk Indonesia dari We Are Social dan Hootsuite, Pengguna internet di Indonesia jumlahnya mencapai 202 juta orang dan dari jumlah itu 98,3% memiliki mobile phone.
Aplikasi mobile yang paling banyak digunakan adalah social media (96,3%) dan shopping application (78,2%). Melihat besarnya pengguna shopping application, industri kesehatan juga merambah marketplace untuk memperbesar konsumennya.
"Kami mengeluarkan ActiveIN salah satunya karena di masa pandemi ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan sehingga kami menciptakan produk yang dapat dijual kembali oleh orang banyak," kata Denny.
Denny juga menambahkan, tak hanya membuka diri untuk reseller, ActiveIN juga fokus untuk memaksimalkan penggunaan marketplace untuk memperluas akses produk kepada masyarakat luas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok