Suara.com - Harga minyak melesat lebih dari 1 persen di tengah meningkatnya ketegangan Timur Tengah, tetapi kenaikannya agak tersendat karena pembatasan terbaru untuk melawan lonjakan kasus Covid-19 yang mengancam pemulihan permintaan energi global.
Mengutip CNBC, Jumat (6/8/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung 91 sen, atau 1,3 persen menjadi 71,29 dolar AS per barel, setelah sebelumnya jatuh di bawah 70 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 21 Juli.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit 94 sen, atau 1,4 persen enjadi menetap di 69,09 dolar AS per barel.
Kedua tolok ukur merosot lebih dari 2 dolar AS pada penutupan Rabu ke level terendah dua minggu.
"Kemarin (Rabu) itu benar-benar tentang kekhawatiran tentang varian Delta, dan kemudian hari ini ada kekhawatiran bahwa mungkin kita terlalu berlebihan," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Jet tempur Israel menyerang apa yang dikatakan militernya sebagai tempat peluncuran roket di Lebanon, Kamis pagi, sebagai tanggapan atas dua roket yang ditembakkan ke Israel dari wilayah Lebanon, dalam peningkatan permusuhan lintas batas di tengah memanasnya tensi dengan Iran.
Aksi balasan itu terjadi setelah serangan terhadap sebuah kapal tanker di lepas pantai Oman, Kamis lalu, yang dituduh Israel dilakukan oleh Iran. Dua anggota awak kapal, seorang warga Inggris dan Rumania, tewas. Iran membantah terlibat.
Ditanya apakah Israel siap untuk menyerang Iran, Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengatakan kepada YNet News pada Kamis "ya."
Ketegangan yang meningkat itu terjadi ketika pembicaraan nuklir antara Iran dan kekuatan Barat yang akan meringankan sanksi terhadap ekspor minyak Teheran tampaknya terhenti.
Baca Juga: Stok di AS Berlimpah, Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih dari 3 Persen
"Dengan ketegangan yang meningkat antara Iran dan kekuatan dunia atas serangan pesawat tak berawak minggu lalu, tampaknya pembicaraan kesepakatan nuklir akan panjang dan tidak mungkin memberikan keringanan sanksi segera bagi Iran," kata Edward Moya, analis OANDA.
Mengimbangi ketegangan geopolitik tersebut, kekhawatiran atas pemulihan permintaan minyak global meningkat di tengah lonjakan kasus virus korona.
Jepang bersiap untuk memperluas pembatasan darurat ke lebih banyak prefektur, sementara China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, memberlakukan pembatasan di beberapa kota dan membatalkan sejumlah penerbangan, mengancam permintaan bahan bakar.
"China sekarang menghadapi krisis Covid-19 yang paling menantang sejak wabah awal berhasil dikendalikan," kata analis FGE.
Di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, kasus Covid-19 mencapai level tertinggi enam bulan dengan lebih dari 100.000 infeksi dilaporkan pada Rabu.
Namun, analis UBS memperkirakan harga minyak akan melanjutkan tren kenaikan meski ada kekhawatiran tentang pandemi, memproyeksikan Brent akan diperdagangkan antara 75 dolar AS dan 80 dolar AS per barel pada semester kedua 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya
-
Harga Mati! ESDM Tetap Sarankan Shell Cs Beli BBM Murni dari Pertamina Hingga Akhir Tahun
-
Apa Itu XAUUSD dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas
-
Kementerian BUMN Berubah Jadi BP BUMN, Gaji ASN dan PPPK Turun?