Suara.com - PT Jababeka Tbk kembali mengadakan program kolaborasi pelestarian lingkungan di tahun 2021, yaitu Jababeka Ecoweek.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana sejak tahun 2017 melakukan penanaman pohon mangrove untuk pencegahan abrasi, tahun ini Jababeka menerapkan vetiver system di bantaran Sungai Kali Ulu, Kawasan Industri Jababeka Phase III.
Upaya tersebut dilakukan lantaran sebagai pengelola kawasan industri terbesar, Jababeka terus berinovasi dan berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemerintah daerah, tenant, dan stake holder untuk menciptakan keberlanjutan dan kelestarian kawasan.
Tujuannya, demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan dan terciptanya Jababeka Green Industrial Estate.
Bertema “Green Investment For Green Industry '', Jababeka Eco Week tahun ini dilaksanakan di Kawasan Industri Jababeka Phase III dengan mengusung program Vetiver System Project.
Sistem vetiver ini diadopsi sebagai infrastruktur hijau (green infrastructure), yaitu upaya konservasi air dan tanah, penyerapan emisi, proteksi infrastruktur, mitigasi erosi dan bencana hidrologi.
Lebih dalam, alasan dipilih karena tanaman vertiver punya beberapa kelebihan yang sangat menguntungkan lingkungan Kawasan Industri Jababeka.
Aris Dwi Cahyanto selaku Representatif Management Kawasan Industri Jababeka, menerangkan bagian akar vetiver bisa memiliki panjang 2-4 meter yang bisa menahan longsor dan daunnya bisa mengurangi emisi karbon yang bisa me-recovery lingkungan. Sehingga bisa dilakukan secara berkelanjutan bisa merehabilitasi kawasan.
Adapun pada tanggal 9 Agustus 2021, penanaman perdana secara seremonial di bantaran Sungai Kali Ulu, Kawasan Industri Jababeka Phase III dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Area ini akan menjadi pilot project untuk kemudian diperluas ke titik bantaran sungai lainnya yang ada di dalam Kawasan.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Menerima 50 Bibit Pohon dari DLH Kota Semarang
Merespon kegiatan ini, Yoppie AmuGusman, perwakilan tenant, Senior HRGA Manager PT Hanes Supply Chain Indonesia, menyambut positif program pelestarian lingkungan melalui sistem vetiver ini. Yoppie mengatakan bahwa upaya tersebut selaras dengan value perusahaan tempat ia bekerja
"Perusahaan kami sangat memperhatikan sustainability dan di Indonesia kami diminta membuat project sustainability, salah satunya lingkungan. Namun project tersebut harus jelas atau konkret manfaatnya, dan mengenai ini saya sempat bicara dengan tim pengelola kawasan. Dan kami mendukung program penanaman vetiver di bantaran sungai ini, demi perbaikan ekosistem, yang mana dekat sama kami. Karena , kali itu mempengaruhi infrastruktur juga, kalau jalan berlobang karena ada tanah tanah yang tidak stabil itu kerasa banget (Red: mengganggu)," ungkapnya, ditulis Senin (16/8/2021).
Hal senada juga disampaikan oleh Arman Manalu selaku Sub Koordinator Bidang Perencanaan BBWS. Ia berharap program ini terus berjalan setiap tahun sehingga terus bisa sinergi dengan pihak BBWS yang sedang fokus penanggulangan banjir di kali Lemah Abang.
"Sehingga, nantinya daerah Lemah Abang dan Kawasan Industri Jababeka minim banjir," ungkap Arman.
Sementara menurut Irma Hutabarat dari Bumi Pohaci sekaligus representatif The Vetiver Internasional Indonesia,langkah yang dilakukan Jababeka sudah tepat dalam mencegah masalah banjir dan longsor. Di mana Jababeka telah menaruh perhatian pelestarian terhadap hulu dan hilir sungai.
Ia pun berharap program sistem vetiver bisa berjalan lancar dan pilot project perdana berhasil. Sehingga bisa menjadi contoh bagi kawasan lain dan menggunakan "teknologi hijau" ini
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
SIM Mati Bisa Diperpanjang? Ini Syarat Terbaru dan Biayanya
-
LPDB Dorong Koperasi Pondok Pesantren Jadi Mitra Strategis Koperasi Desa Merah Putih
-
Minim Sentimen, IHSG Berakhir Merosot ke Level 8.618 Hari Ini
-
Rundown dan Jadwal Ujian CAT PPPK BGN 2025 18-29 Desember 2025
-
ESDM Mulai Jalankan Proyek Pipa Gas Dusem, Pasok Energi dari Jawa ke Sumatera
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Riset: Banyak Peminjam Pindar Menderita Gunakan Skema Pembayaran Tadpole
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Rupiah Terus-terusan Meloyo, Hari Ini Tembus Rp 16.700