Suara.com - Nilai tukar petani (NTP) di Kalimantan Timur (Kalimantan Timur) pada Agustus lalu mengalami kenaikan sebesar 1,14 dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 120,53 persen.
Meski begitu, hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat atau petani kelapa sawit yang mampu membukukan kenaikan sebesar 3,75 persen.
Sementara, empat sektor lainnya mengalami penurunan yakni subsektor tanaman pangan (-0,29 persen), hortikultura (-2,68 persen), peternakan (-2,29 persen), dan perikanan (-0,69 persen).
Berdasarkan catatan BPS, hanya satu NTP yang mengalami peningkatan jika dilihat dari subsektornya, yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat (3,75 persen).
Disampaikan Kepala BPS Kalimantan Timur, Anggoro Dwitjahyono, NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Sehingga dengan makin tinggi-nya, NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
“Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di enam kabupaten di Kaltim, NTP Kaltim pada Agustus 2021 sebesar 120,53 yang berarti petani mengalami surplus atau peningkatan daya beli karena harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat dari pada harga yang mereka bayar,” kata dia, dikutip dari Warta Ekonomi.
Melansir dari Warta Ekonomi --jaringan Suara.com, data ini juga menunjukkan bahwa kemampuan petani perkebunan yang didominasi kelapa sawit tengah menikmati peningkatan harga jual.
Hal ini juga turut dikomentari Ketua GAPKI Kaltim, Muhammadsjah Djafar yang mengatakan, sektor kelapa sawit jadi salah satu sektor yang bisa bertahan di tengah pandemi.
Baca Juga: Industri Sawit Indonesia Berpeluang Tingkatkan Keuntungan Melalui Transisi Iklim
Bahkan, pada tingkat petani terjadi peningkatan jumlah panen dan harga tandan buah segar (TBS) yang menyentuh level Rp2.248 per kilogram.
“Dengan harga TBS yang tinggi menandakan petani lebih sejahtera saat ini. Hal ini yang membuat nilai tukar petani perkebunan jadi lebih tinggi,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Jokowi Bisa Jual Separuh Pulau Kaltim untuk Ibu Kota Negara Baru?
-
Cek Fakta: Jokowi Klaim Bisa Jual Separuh Pulau Kaltim untuk Ibu Kota Baru, Benarkah?
-
Buron 3 Tahun, Kejagung Tangkap DPO Penggelapan Cangkang Sawit Bengkulu
-
Borneo FC Tetap Waspadai Persebaya Meskipun Tanpa Amunisi Asingnya
-
Kasus Covid-19 di Kutai Kartanegara Masih Tinggi, Tapi yang Sembuh Banyak
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
IHSG Menuju 9.000, Mengapa To The Moon Sering Disebut? Siapa Paling Untung?
-
Permintaan Melonjak, ESDM Pakai Jalur Udara Distribusi LPG ke Wilayah Terdampak Banjir
-
BUVA Caplok 99,99 Persen Saham BKPP
-
Pertamina Kelola Sumur 'Veteran' Demi Jaga Ketahanan Energi
-
PaDi Business Forum & Showcase 2025: PaDi UMKM Ciptakan Transaksi Hingga Tembus Rp993 Miliar
-
Aturan Baru, 35 Persen MinyaKita Didistribusikan dari BUMN
-
IHSG Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Tapi Investor Masih Tunggu RDG BI
-
Dibalik Cerita IPO Superbank! Gak Cuma Zonk, Pemburu Saham SUPA Rela Pinjol dan Dapat Jatah 3 Lot
-
Genjot PNBP, ESDM Lelang Terbuka Stockpile Bauksit di Kepri
-
Rupiah Melorot Lagi Hari Ini ke Level Rp 16.691