Suara.com - Impor sampah plastik dan kertas ternyata masih marak dilakukan Indonesia, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedikitnya setiap tahun sekitar 30 persen sampah plastik dan 50 persen sampah kertas datang dari luar negeri.
Sampah-sampah impor yang datang ini diklaim digunakan untuk sektor industri tertentu.
"Selama ini Indonesia masih impor sampah plastik 30 persen dan sampah kertas 50 persen. Itu sampah yang di impor sampah yang sudah terpilah dari Belanda dari New Zealand," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Indonesia Rosa Vivien Ratnawati ditulis, Senin (20/9/2021).
Untuk mengurangi impor sampah ini dirinya pun meminta kepada masyarakat agar dapat memilah sendiri sampah dari rumah untuk diberikan ke bank sampah, pasalnya dengan perilaku ini lingkaran lebih bersih dan memberi nilai tambah terhadap ekonomi.
“Sudah saatnya kita bicara tentang mari kita pilah sampah dari rumah. Bagaimana meningkatkan bank sampah dan bagaimana sampah itu terkelola," katanya.
Menurutnya, dengan pemilahan sampah dan mengumpulkannya ke bank sampah dapat mengurangi sampah impor. Sebab, selama ini Indonesia masih mengimpor plastik dan kertas yang mana masih berbentuk bahan dasar sampah.
“Bagaimana sampah jadi bahan baku daur ulang yang mandiri, tidak impor lagi. Mari kita gunakan sampah sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai ekonomi sirkular. Tentu ini semua membutuhkan dukungan semua pihak," katanya.
Rosa menambahkan, proses pemilahan sampah akan berujung pada capaian Indonesia bersih pada 2025 mendatang. Harapannya akan mengurangi sampah sisa residu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang saat ini tingginya sudah melewati batas.
Rosa melanjutkan, pemerintah membutuhkan kerjasama dari pihak swasta dalam pengelolaan sampah tersebut. Salah satunya melalui kegiatan aksi bersih-bersih serentak di dunia atau World Cleanup Day dalam mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk memiliki kesadaran membersihkan, menjaga dan memelihara lingkungan mulai dari diri sendiri, rumah dan masyarakat.
Baca Juga: Banyak Masyarakat tak Sadar Bahaya Kemasan Makanan Sekali Pakai
Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengatakan, pilah sampah dari rumah adalah bagian penting dalam mata rantai ekonomi sirkular untuk meningkatkan tingkat pengumpulan (collection rate), dan kualitas hasil pengumpulan.
“Peran serta masyarakat dalam pilah sampah akan mendapatkan benefit ekonomi langsung, dengan menjual hasil pilah sampahya ke bank sampah, atau ke titik pengumpulan,” ucapnya.
Melalui kegiatan aksi bersih-bersih ini, kata dia, diharapkan masyarakat Indonesia makin sadar akan pentingnya memilah sampah dari rumah, dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Nilai sampah kemasan plastik jika tidak terkontaminasi dengan sampah organik maka akan bernilai lebih tinggi,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Duet Emiten Aguan-Salim Putar Otak Genjot Penjualan Rukan
-
Isu Deforestasi! Kemenhut Tegaskan HTI untuk Energi Terbarukan Akan Dikelola dengan Aturan Ketat
-
Bukan Cuma Smelter! Industri Nikel RI Kini Kian Fokus Garap Kualitas SDM
-
Pilih Mata Uang Lokal, Negara ASEAN Kompak Kurangi Gunakan Dolar
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya