Suara.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN mulai membidik pelanggan jaringan gas bumi atau jargas rumah tangga dan pelanggan kecil. Kali ini, perseroan menguji pasar Gaskita di wilayah DKI Jakarta.
Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto menjelaskan, pelanggan akan mendapatkan benefit-benefit lebih dari penggunaan gas bumi rumah tangga.
Di Jakarta sendiri, terdapat 15.479 SR calon pelanggan gas bumi rumah tangga dengan nama brand produk Gaskita.
Sedangkan di Tangerang, sebanyak 37.929 calon pelanggan. Produk Gaskita ini ditawarkan kepada calon pelanggan dengan harga Rp 10 ribu/meter kubik.
"Uji pasar Program PGN Sayang Ibu Gaskita di Jakarta ini merupakan salah satu pola pembangunan jargas yang dapat di copy paste di wilayah lain di Indonesia," ujar Haryo dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021).
Haryo menuturukan, PGN menerapkan digitalisasi layanan dengan penggunaan teknologi sistem smart meter gas, sehingga akan memudahkan dalam monitoring online pemakaian gas melalui aplikasi PGN mobile dan pencatatan meter otomatis.
Gaskita dapat menjadi solusi penggunaan energi gas bumi untuk hidup yang praktis, aman dan modern. Gas bumi disalurkan PGN menggunakan pipa sampai ke dapur atau lokasi usaha.
Gaskita disalurkan melalui jaringan distribusi gas pipa, sehingga selalu tersedia selama 24 jam. Pemakaian gas pada rumah tangga yaitu sekitar sekitar 4-50 m3 per bulan.
"Pemakaian gas dibayarkan secara bulanan, sehingga membantu memudahkan pelanggan dalam perencanaan keuangan," tutur Haryo.
Baca Juga: PGN Ikut Kebijakan ESDM Soal Proyek Pipa Transmisi Cirebon-Semarang
Haryo melanjutkan, dengan kandungan gas metana yang berkualitas dapat menghasilkan api biru dengan pembakaran sempurna, tanpa perlu mengganti kompor.
Gas pada GasKita juga memiliki bau yang menyengat bila terjadi kebocoran dan dapat langsung terurai di udara karena sifatnya yang lebih ringan daripada berat jenis udara, sehingga akan meminimalisasi terjadi kebakaran.
"PGN akan menyusun roadmap tambahan pelanggan Jargas dan mulai tahun 2022, PGN menargetkan dapat membangun 1 juta sambungan Jargas RT yang dapat memberikan manfaat yaitu mengurangi impor LPG sebesar 144.000 ton per tahun, penghematan atas pemanfaatan gas bumi rumah tangga lebih dari Rp 100 Miliar per tahun."
Berita Terkait
-
PGN Ikut Kebijakan ESDM Soal Proyek Pipa Transmisi Cirebon-Semarang
-
PGN Optimalkan Gas Bumi untuk Energi di Kawasan Ekonomi Baru
-
Bayar Tagihan Gas PGN Bisa Lewat e-Commerce
-
Harga Gas Murah PGN Bawa Berkah ke 7 Sektor Industri
-
Tingkatkan Infrastruktur Pasokan Gas, PGN Resmikan Pipa Jumper Tambak Lorok
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan