Suara.com - Kota Bekasi dengan jumlah penduduk yang tinggi, karakter masyarakat yang heterogen serta mobilitas yang tinggi, berpotensi memiliki berbagai masalah sosial di masyarakat, termasuk kesehatan seperti stunting.
Stunting pada anak usia dini perlu mendapatkan perhatian khusus karena menyebabkan buruknya kemampuan kognitif, terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan status kesehatan.
Sebagai bentuk intervensi penanganan stunting, Danone Indonesia menghadirkan Bunda Duta Gizi dalam program Rumah Bunda Sehat fase kedua di Bekasi.
Sejak tahun 2020, kota Bekasi menjadi salah satu kota lokasi fokus pencegahan dan penanggulangan stunting terintegrasi di Indonesia dengan ditetapkannya 24 kelurahan yang menjadi lokasi fokus (lokus) stunting di area Bekasi.
“Terlepas dari situasi pandemi yang dialami, kita juga perhatian akan permasalahan gizi dan nutrisi ibu dan anak, termasuk stunting. Dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Kota Bekasi, kami berfokus pada intervensi spesifik penyebab langsung dan intervensi sensitif untuk penyebab tidak langsung. Kami juga berupaya untuk menjalin keterlibatan dan kerjasama multipihak untuk penanggulangan stunting di Kota Bekasi mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi sesuai dengan aksi intervensi yang telah ditetapkan. Untuk itu, saya mengapresiasi kehadiran Rumah Bunda Sehat yang terus ditingkatkan perluasan programnya termasuk pada fase 2 ini, sebagai upaya preventif dan promotif yang sangat diperlukan agar para orang tua lebih memerhatikan dan memantau tumbuh kembang anaknya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati ditulis Kamis (30/9/2021).
Rumah Bunda Sehat digagas oleh Danone Indonesia sejak 2016 sebagai salah satu program berbasis komunitas yang berfokus pada edukasi nutrisi untuk ibu dan anak serta pemberdayaan ekonomi.
Pendirian RBS ini telah hadir di Bekasi di daerah Pekayon Jaya dengan inisiatif dilapangan berupa pembentukan para perwakilan dalam Bunda Duta Gizi sebagai satelit di masyarakat dan menjangkau lebih dari 1000 masyarakat. Untuk memperluas penerima manfaat, Danone Indonesia meluncurkan program RBS fase kedua di daerah Medan Satria, Kota Bekasi,
“Permasalahan seputar gizi menjadi hal yang perlu di perhatikan terlebih Indonesia mengalami kondisi dari 1 dari 3 anak stunting. Sesuai dengan visi kami yakni One Planet One Health dan misi kami untuk membawa kesehatan ke sebanyak mungkin orang, untuk itu kami berkomitmen dalam mendukung fokus pemerintah dalam penanganan stunting dan menginspirasi masyarakat khususnya ibu dan anak dalam pemenuhan nutrisi seimbang. Setelah berjalan sejak 2016 yang lalu, kami berkomitmen untuk terus meluaskan program Rumah Bunda Sehat termasuk peluncuran dalam fase 2 ini,” Ujar Karyanto Wibowo – Sustainable Development Director Danone Indonesia.
Andjar Radite, Vice President Operations Human Initiative menambahkan, dalam program RBS, kami berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi ibu dan anak melalui beragam program edukasi gizi dan kesehatan, penyuluhan hingga pendampingan pada ibu hamil serta orangtua.
Baca Juga: Stunting dan TBC Bukan Penyakit Orang Miskin, Siapa Saja Bisa Kena Loh!
"Untuk itu, kami juga bekerjasama dengan kader posyandu dan puskesmas dalam melakukan edukasi kesehatan dan pengecekan kondisi kesehatan Ibu dan Anak di lingkungan Pekayon Jaya melalui home visit. Kami memberikan edukasi terkait dengan pentingnya konsumsi gizi seimbang hingga pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Andjar.
dr. Arie Dian Fatmawati, SpA - Dokter Spesialis Anak memaparkan bahwa penyebab stunting pada anak sangatlah kompleks termasuk dengan minimnya pemahaman orang tua akan pentingnya nutrisi dan gizi yang baik.
"Kenyataannya, anak pra-sekolah saat ini mengalami kekurangan energi dan protein, padahal energi dan protein adalah bahan baku untuk otak, otot, tulang dan beragam hal lain yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan si kecil. Hal ini juga ditambah dengan minimnya pemahaman orang tua dalam berperilaku hidup bersih dan sehat," ucapnya.
Untuk itu, edukasi kepada orang tua sangatlah dibutuhkan khususnya para ibu sebagai pembuatan keputusan seputar nutrisi di lingkup keluarga. Dengan intervensi ini tentunya diharapkan dapat berdampak pada kesehatan dan pertumbuhan anak yang optimal.
“Melalui program ini, kami berharap untuk dapat menjadikan RBS sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, menjangkau lebih banyak ibu dan masyarakat melalui kebermanfaatan program. Kami juga berharap kehadiran RBS ini memberikan dampak positif dalam penyebaran informasi gizi dan kesehatan bagi masyarakat” tutup Karyanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Melesat
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026