Suara.com - Sebanyak 100 pakar global mengecam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lantaran berkeras dengan sikap anti terhadap vaping. Sikap ini dinilai berkontribusi pada “jutaan” kematian terkait konsumsi rokok yang sebenarnya bisa dihindari.
Dalam sebuah surat terbuka menjelang pertemuan pengendalian tembakau global yang akan digelar bulan depan, sekelompok pakar nikotin dan kebijakan menyampaikan kecaman terhadap WHO karena “mengabaikan potensi untuk mengubah pasar konsumen tembakau dari komoditas berisiko tinggi menjadi produk berisiko lebih rendah”.
“WHO menolak strategi kesehatan masyarakat yang dapat menghindari jutaan kematian terkait rokok,” tulis mereka dalam surat terbuka tersebut, seperti dikutip dari laman News.com.au Rabu (26/10/2021).
Surat tersebut ditujukan kepada sejumlah pihak yang merupakan bagian dari Kerangka Konvensi Pengendalian Tembakau (FCTC), perjanjian yang dibuat pada tahun 2004 dalam naungan WHO, menjelang Conference of Parties (CoP/konferensi) kesembilan yang akan dimulai pada 8 November.
“WHO telah menjalankan kampanye pelarangan terhadap pengurangan dampak dari tembakau, meskipun pengurangan dampak tembakau adalah bagian dari kebijakan resminya dalam FCTC,” kata Dr Colin Mendelsohn, ketua pendiri Asosiasi Pengurangan Dampak Buruk Tembakau Australia dan salah satu dari 100 pakar global yang menandatangani surat terbuka tersebut.
Profesor Emeritus dari National Center for Youth Substance Use Research di University of Queensland, Wayne Hall dan Dr Alex Wodak, konsultan emeritus di Rumah Sakit St Vincent dan ketua lembaga think tank Australia21, juga menandatangani surat tersebut.
Dr Mendelsohn mengatakan WHO “selalu berlebihan dan terus-menerus mendapat informasi yang salah tentang pengurangan dampak buruk tembakau dan tidak mengerti bahwa itu [pengurangan dampak buruh tembakau] menggantikan kebiasaan merokok”, tetapi di saat yang sama pendekatannya “sangat berpengaruh”, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (low-middle income countries).
"Kondisi ini akan menyebabkan lebih banyak kematian dan penderitaan akibat merokok, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana sebagian besar kematian akibat merokok sudah terjadi," kata Dr Mendelsohn.
Saat ini diperkirakan ada 1 miliar perokok di seluruh dunia. Sekitar 80 persennya tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Baca Juga: Merokok Bisa Bikin Kurus, Cek Fakta Sebenarnya!
Dalam laporan tembakau 2021 yang dirilis pada bulan Juli, WHO menegaskan kembali sikapnya yang menentang rokok elektrik dengan alasan bahwa anak-anak yang menggunakan produk tersebut berpotensi 3 kali lebih besar untuk menggunakan produk tembakau di masa depan.
“Nikotin sangat adiktif. Sistem penghantaran nikotin elektronik ini berbahaya, sehingga harus diatur dengan lebih baik,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus saat itu.
“Pemerintah negara-negara yang tidak melarang nikotin harus mengadopsi kebijakan yang tepat untuk melindungi masyarakatnya dari bahaya sistem pengiriman nikotin elektronik, dan untuk mencegah penggunaan nikotin oleh anak-anak, remaja dan kelompok rentan lainnya.”
Menurut laporan WHO, 32 negara telah melarang penjualan rokok elektrik dan 79 lainnya telah mengadopsi setidaknya satu tindakan untuk menekan penjualan, penggunaan, atau promosi produk tersebut.
Dengan demikian, masih ada 84 negara di yang belum mengatur atau membatasi penjualan rokok elektrik dengan cara apa pun.
Mantan Walikota New York Michael Bloomberg yang juga merupakan Duta Besar Global WHO untuk Penyakit dan Cedera Tidak Menular, melakukan kampanye menentang vape.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
Prabowo Bentuk Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah, Diisi Airlangga hingga Purbaya
-
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk UMKM, Perkuat Likuiditas dan Ekonomi Nasional
-
Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
-
Usai Dedi Mulyadi, Giliran Bobby Nasution Disentil Menkeu Purbaya
-
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 500 Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan Lewat Program Jaminan Sosial
-
Menkeu Purbaya Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik Tahun Depan: Ekonomi Belum Pulih
-
Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
-
Target Inflasi 2,5 Persen, Ini Kata Gubernur Bank Indonesia