Suara.com - Masalah produksi diminta Destructive Fishing Watch (DFW) segera dibenahi agar Indonesia mampu mewujudkan produksi 2 juta ton pada tahun 2024 seperti ditargetkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Disampaikan oleh Koordinator Nasional DFW Indonesia Moh Abdi Suhufan, ada tiga masalah mendasar yang dihadapi dalam peningkatan produksi udang yaitu ketiadaan peta detil tambak, status lahan tambak, dan kondisi saluran air yang tidak berfungsi.
"Saat ini belum ada peta detail tambak di Indonesia untuk keperluan manajemen dan engineering di tingkat farm level," kata Abdi, Rabu (8/12/2021).
Ia menyebut, rencana KKP untuk melakukan revitalisasi tambak udang tradisional seluas 5.000 ha di seluruh Indonesia patut dipertanyakan perkembangannya.
Menurut dia, ada masalah lain seperti status dan kepemilikan lahan budidaya menjadi sensitif dan berkontribusi pada kegagalan program budidaya udang selama ini.
“Data kami di Sulawesi Tenggara, karena keterbatasan lahan hampir 50 persen kawasan tambak berada di kawasan lindung mangrove khususnya di Kabupaten Konawe Selatan, Bombana dan Muna Barat,” kata Abdi.
Menurutnya, target 2 juta ton pada 2024 akan tercapai bila ada perubahan dan reformasi program budidaya perikanan, serta jika intervensinya terbatas hanya penyediaan atau bantuan sarana dan prasarana seperti benih, pintu air dan genset.
Menurut peneliti DFW Indonesia, Subhan Usman, saat ini mayoritas kondisi saluran air masih buruk lantaran program irigasi tambak yang hampir tidak ada.
"Proyek rehabilitasi saluran yang ada selama ini lebih banyak mengeruk saluran tanpa ada perbaikan layout, padahal saluran air sangat vital dan mencapai 80% keberhasilan faktor produksi," kata Subhan.
Baca Juga: Enam Eksportir Sarang Burung Walet asal Indonesia Siap Gempur Pasar China
Akibatnya, banyak tambak mengalami pendangkalan, suplai air yang terbatas dan rawan terserang penyakit.
Selain faktor infrastruktur tambak, lanjutnya, saat ini sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang diperkenalkan kepada pembudidaya belum dilaksanakan secara serius dan disiplin.
“KKP perlu melakukan evaluasi terhadap sertifikasi CBIB agar betul-betul diterapkan bukan hanya prosedural administrasi dan persyaratan di atas kertas,” kata Subhan dikutip dari Antara.
Dikabarkan sebelumnya, Dirjen Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu optimis mencapai target produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024 dengan tiga langkah, yaitu evaluasi, revitalisasi, dan modeling.
Sosok yang akrab disapa Tebe, memaparkan langkah-langkah tersebut adalah dengan mengevaluasi lahan budi daya yang ada di seluruh Indonesia, yang sebesar 300.501 hektare dan terdiri atas lahan tambak tradisional, intensif, dan semi intensif.
Selanjutnya, KKP juga menyiapkan luas lahan modeling atau tambak percontohan yaitu sebesar 14.000 hektare yang terdiri lahan tambak tradisional menjadi tambak intensif 11.000 hektare dan pembukaan lahan baru sebesar 3.000 hektare.
Berita Terkait
-
Garuda Tawarkan Jasa Kargo untuk Komoditas Ekspor Unggulan Kepri
-
Tingkatkan Daya Saing Ekspor Indonesia dengan Skema Penugasan Khusus Ekspor
-
Nilai Ekspor Sumut Meningkat hingga Oktober 2021
-
Negara Tirai Bambu Jadi Tujuan Utama Ekspor Benua Etam, Ini Buktinya
-
Enam Eksportir Sarang Burung Walet asal Indonesia Siap Gempur Pasar China
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun