Suara.com - Kabar buruk bagi konsumen di Amerika Serikat. Pasalnya, konsumen harus merogoh kantong lebih dalam karena harga-harga makanan yang terus mengalami kenaikan.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat, harga makanan di restoran melonjak 5,8%. Angka itu kenaikan 12 bulan terbesar sejak Januari 1982.
Dan sayangnya bagi mereka yang berharap untuk membatasi pengeluaran dengan beralih ke masakan rumahan, harga bahan makanan juga mencapai rekor tertinggi dengan naik 6,4%, kenaikan 12 bulan terbesar sejak Desember 2008. Daging sapi mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 20,9%
Peningkatan tajam ini membuktikkan restoran dan pembuat makanan tidak kebal terhadap rantai pasokan dan tekanan tenaga kerja yang berkontribusi terhadap kenaikan harga secara keseluruhan.
Faktanya, restoran telah menaikkan harga karena biaya makanan dan tenaga kerja mereka sendiri meningkat , dan sejauh ini, kata mereka, konsumen telah menerima kenaikan tersebut.
McDonald's (MCD) mengatakan pihaknya menaikkan harga menu sekitar 6% lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu.
"Namun, kenaikan itu telah diterima dengan cukup baik oleh pelanggan," kata CEO MCD Chris Kempczinski seperti dikutip dari CNN Business, Senin (13/12/2021).
Di luar restoran, produsen makanan dan pedagang grosir menghadapi biaya yang lebih tinggi untuk komoditas, tenaga kerja, dan transportasi. Biaya tersebut telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Harga yang lebih tinggi di toko ritel kemungkinan akan bertahan hingga tahun depan. Produsen besar seperti Kraft Heinz (KHC) dan Mondelez (MDLZ) telah berencana untuk menaikkan harga untuk pelanggan ritel mereka pada awal 2022.
Baca Juga: Strategi dan Pendekatan Zara Menghadapi Tren Perilaku Konsumen Selama Pandemi COVID-19
Sementara beberapa harga makanan tetap datar atau bahkan turun dari Oktober hingga November, menurut indeks harga konsumen.
Harga selada naik 6,9% dan buah segar naik 2,2% berdasarkan penyesuaian musiman. Jeruk, termasuk jeruk keprok, naik 2,4%. Di ujung spektrum yang berlawanan, suguhan seperti kue kopi segar dan donat melonjak 3,5% harganya.
Harga daging juga terus naik, harga daging babi naik 2,2%, sosis sarapan naik 2,7% dan hot dog 2,8%. Daging babi panggang, steak, dan iga naik 3,7%.
Kenaikan harga pangan merupakan bagian dari tren kenaikan harga secara keseluruhan. Inflasi harga konsumen, yang mencakup harga gas dan kategori lainnya, naik 6,8% dalam periode 12 bulan yang berakhir pada November, mencapai level tertinggi dalam 39 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur