Suara.com - PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field, unit bisnis PT Pertamina Hulu Indonesia di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Hal itu dibuktikan dari implementasi program TJSL PEP Tanjung Field di wilayah operasi melalui Program Pusat Pembudidayaan Perikanan Desa Kapar Inovatif (Peri Sakti).
“Tidak hanya menekan biaya pakan, pendapatan anggota kelompok pembudidayaan perikanan di Desa Kapar ikut meningkat signifikan melalui inovasi sistem bioflok yang diinisiasi oleh PEP Tanjung Field,” ujar Juhin, mitra binaan PEP Tanjung Field, saat berbicara dalam sharing session secara virtual bertema Journey to Empowerment: Berbagi Nilai dan Cita-Cita Bersama Masyarakat di Wilayah Operasi Migas ditulis Jumat (17/12/2021).
Juhin adalah Ketua Kelompok Peri Sakti di Desa Kapar, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalsel. Desa Kapar adalah area Ring 1 perusahaan. Sejak setahun lalu, Juhin menjadi mitra binaan PEP Tajung Field dalam program Peri Sakti.
“Awalnya saya memelihara ikan pakai kolam tanah pada 2019. Hasilnya kurang memuaskan,” katanya.
Dia mengaku sejumlah keunggulan telah dirasakan anggota Kelompok Peri Sakti dari inovasi bioflok, mulai kemampuan mengelola limbah organik menjadi pupuk cair, pemberian pakan menjadi tujuh karung dalam satu periode panen atau lebih hemat 13 karung dibandingkan kolam tanah yang memerlukan 20 karung. Selain itu, biaya budidaya ikan Rp4 juta per kolam dalam sekali periode panen, jauh lebih rendah dibandingkan kolam tanah yang bisa Rp12 juta.
Juhin juga menyebutkan, keunggulan Peri Sakti lainnya adalah padat tebar benih 500 ekor per m3 dibandingkan menggunakan kolam tanah 100 ekor. Hasil panen pun mencapai 120kg per periode/panen dibandingkan memakai kolam tanah yang mencapai 80kg.
“Pendapatan juga naik menjadi Rp3 juta per periode panen dibandingkan kolam tanah Rp2 juta per periode,” katanya.
Menurut Juhin, penggunaan kolam tanah untuk memelihara ikan banyak kendala. Salah satunya karena lokasi kolam yang berdekatan dengan lahan industri dan pertambangan sehingga kalau banjir limbahnya bisa masuk ke kolam.
Setelah bermitra dengan PEP Tanjung Field, yang merupakan unit bisnis PT Pertamina Hulu Indonesia pada 2020, Juhin bersama-sama rekan-rekannya pun membuat kelompok kerja. Kelompok itu diajarkan budidaya ikan dalam terpal bundar, dan tidak lagi menggunakan kolam tanah. Awalnya, dibuat dengan tiga kolam dengan sistem bioflok.
Baca Juga: Pertamina EP Sangasanga Berdayakan Petani Lewat Program Tante Siska
Keunikannya adalah pada floknya. Cara pembuatan bioflok bahannya sangat mudah, probiotik, molase, dedak, dicampur dalam air di kolam terpal, didiamkan selama 7-14 hari atau dikatakan fermentasi. Lalu diberikan benih ikan. Pada usia 7-8 bulan bisa panen.
Menurut Juhin, air limbah dari kolam ramah lingkungan, sehingga bisa untuk pupuk cair tanaman.
“Bioflok Peri Sakti adalah yang pertama dan satu satunya yang berhasil di Tabalong,” katanya.
Kegiatan Peri Sakti adalah pengadaan unit bioflok, tabur benih, pelatihan penerapan bioflok, panen raya, pelatihan pembuatan probiotik, hingga pemasaran hasil panen. Saat ini Kelompok Peri Sakti mengelola sembilan kolam bioflok.
“Ke depan kami akan mengikuti pelatihan cara membuat pakan sendiri, dan mendaftarkan paten produk kami,” katanya.
Sigit Setiawan, Field Manager PEP Tanjung, mengatakan Pertamina berkomitmen menjaga lingkungan wilayah operasinya, salah satunya dengan pengelolaan limbah. Keberadaan Peri Sakti bisa mengelola usaha perikanan menjadi lebih baik, dan tidak perlu membuang limbah ikan karena bisa digunakan untuk pertanian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri