- Kementerian ESDM mulai menghitung kuota impor BBM untuk SPBU swasta kebutuhan tahun 2026.
- Menteri ESDM memprioritaskan perhitungan bagi badan usaha yang telah tertib mematuhi aturan negara.
- Pemerintah mendorong SPBU swasta menyerap impor BBM Pertamina setelah sebelumnya sempat mengalami kelangkaan stok.
Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menghitung besaran kuota impor BBM yang akan ditetapkan bagi SPBU swasta. Adapun penghitungan itu untuk kebutuhan impor BBM pada tahun 2026.
Sebagaimana diketahui, seluruh badan usaha pengelola SPBU swasta di Indonesia, seperti Shell hingga Vivo telah mengajukan kuota kebutuhan impornya ke Kementerian ESDM. Namun, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut badan usaha swasta yang mulai diproses adalah perusahaan yang tertib pada aturan negara.
"Kalau yang tertib kepada peraturan negara, saya sudah menghitung. Kalau yang tidak tertib, belum saya hitung," ujar Bahlill saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Jumat (19/12/2025).
Ditanya lebih jauh terkait peluang penambahan kuota impor sebesar 10 persen, Bahlil mengatakan masih dalam proses perhitungan.
Dirinya pun menegaskan badan usaha swasta harus tertib terhadap peraturan yang berlaku di Indonesia. Dia pun memberikan ultimatum tegas.
"Badan swasta yang mencoba-coba untuk mengatur dan melawan negara, tidak menaati aturan negara, ya, tunggu tanggal mainnya, ya," tegas Bahlil.
Kelangkaan BBM sempat terjadi di sejumlah SPBU swasta, karena stok impor yang diberikan pemerintah habis seluruhnya.
Guna mengatasi hal itu, Kementerian ESDM memberikan kuota tambahan sebesar 10 persen untuk masing-masing badan usaha, tapi ketersediaannya kembali habis.
Kelangkaan pun sempat terjadi selama beberapa bulan. Pemerintah akhirnya mendorong badan usaha swasta menyerap impor BBM Pertamina melalui skema business to business atau B2B.
Baca Juga: Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
Sejumlah SPBU swasta sempat menolak, tapi akhirnya mereka sepakat membelinya. Diawali oleh BP-AKR yang memasok sebanyak 100 ribu barel, kemudian disusul Vivo dan Shell dengan volume yang sama. Total, Pertamina menyuplai BBM ke SPBU swasta sebanyak 430 ribu barel.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Viral di Medsos, Purbaya Bantah Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak
-
Indodax Setor Kewajiban Pajak Kripto, Mulai dari PPh hingga PPN Transaksi Digital
-
IHSG dan Rupiah Kompak Loyo Hari Ini