- Nilai tukar rupiah ditutup melemah menjadi Rp16.750 per dolar AS pada Jumat, 19 Desember 2025.
- Pelemahan ini dipicu sentimen global, khususnya keraguan investor terhadap inflasi Amerika Serikat.
- Rupiah diperkirakan terus tertekan tanpa data ekonomi domestik positif menjelang akhir tahun.
Suara.com - Nilai tukar rupiah berbalik melemah pada penutupan hari ini, Jumat (19/12/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar ditutup pada level Rp16.750 per dolar Amerika Serikat (AS), melemeah 0,16 persen dibanding penutupan pada Kamis yang berada di level Rp 16.723 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.735 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah pada penutupan hari ini dipengaruhi sentimen global, terutama dari Amerika Serikat.
"Rupiah melemah terhadap dolar AS yg rebound oleh keraguan investor pada angka inflasi AS yang di mana merupakan rilis yg tertunda," katanya saat dihubungi Suara.com.
Kata dia, rupiah juga masih terus tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga the Fed. Untuk itu BI perlu segera melakukan intervensi agar rupiah tidak terus terperosok.
Lukman juga mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah diiringi tekanan prospek pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada 2026 mendatang.
“(Ke depan), diperkirakan dua kali (pemangkasan suku bunga), (masing-masing) 25 bps,” ujar Lukman.
Selain itu,menjelang akhir tahun belum ada insentif dari data ekonomi dalam negeri yang memberikan optimisme kepada pasar.
"Tidak ada data ekonomi penting di penghujung tahun, rupiah diperkirakan masih akan tertekan dan hanya dapat bertahan oleh intervensi BI," tegas dia.
Baca Juga: Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
Rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS. Yen Jepang melemah 0,791 persen, diikuti Won Korea yang turun 0,32 persen, peso Filipina melemah 0,26 persen, dollar Singapura melemah 0,19 persen, baht Thailand melemah 0,165 persen dan terakhir yuan China melemah tipis 0,001 persen.
Ada tiga mata uang Asia yang menguat yaitu ringgit Malaysia menguat 0,16 persen, rupee India naik 0,083 persen dan dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,001 persen.
Berita Terkait
-
Mulai Bangkit, Rupiah Beri Tekanan pada Dolar ke Level Rp16.706
-
Rupiah Terus-terusan Meloyo, Hari Ini Tembus Rp 16.700
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar Amerika Melejit ke Level Rp16.700
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Viral di Medsos, Purbaya Bantah Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak