- ASPEBINDO membuka Indonesia Energy Outlook 2026 di Jakarta pada 17 Desember 2025, dihadiri pejabat penting.
- Ketua ASPEBINDO memaparkan tiga dimensi strategis penguatan rantai pasok energi bagi kedaulatan negara.
- ASPEBINDO akan menggerakkan Koperasi Merah Putih sebagai wadah inklusif bagi UMKM memasuki rantai pasok energi.
Suara.com - Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira, menekankan bahwa penguatan rantai pasok energi tidak boleh lagi dipandang sebagai isu teknis logistik semata, melainkan sebagai fondasi utama kedaulatan negara.
Dia memaparkan peta jalan strategis ASPEBINDO. Ia menegaskan bahwa cara pandang terhadap rantai pasok harus berubah total.
"Energi adalah darah bagi perekonomian. Kami di ASPEBINDO melihat rantai pasok ini dalam tiga dimensi strategis," kata dia, Jumat (19/12/2025).
Untuk pertama, kata dia, sebagai penjamin ketahanan energi nasional yang memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan aksesibilitas bagi rakyat.
Lalu kedua, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, di mana efisiensi biaya energi akan menentukan apakah industri bisa bersaing di pasar global atau tidak.
"Ketiga, sebagai instrumen kedaulatan untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat posisi tawar Indonesia dalam geopolitik," tegas Anggawira.
Namun, Anggawira juga memberikan peringatan dini mengenai empat tantangan besar (Key Challenges) yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2026. Berdasarkan kajian ASPEBINDO, tantangan tersebut datang dari faktor eksternal dan internal yang saling berkaitan.
"Tahun 2026 kita menghadapi tekanan berlapis. Secara global, terjadi fragmentasi rantai pasok akibat konflik geopolitik yang mengganggu rute perdagangan energi tradisional. Di dalam negeri, kita masih berkutat dengan kesenjangan infrastruktur atau infrastructure gaps. Konektivitas antarwilayah yang belum merata menyebabkan biaya logistik energi kita menjadi salah satu yang termahal di kawasan," ujarnya.
Selain masalah infrastruktur fisik, Anggawira menyoroti tekanan transisi energi yang berhadapan dengan realitas kebutuhan energi fosil, serta masalah ketidakpastian regulasi yang kerap menghambat investasi.
Baca Juga: Peta Jalan 'Rupiah Hijau' Bioenergi: Dari Keadilan Daerah Hingga Siapnya Industri
"Kita didesak untuk segera beralih ke investasi hijau, namun di saat yang sama dominasi energi fosil masih sangat kuat untuk menopang beban dasar (baseload). Tarik-menarik kepentingan ini seringkali diperparah oleh ketidakpastian regulasi. Inkonsistensi kebijakan adalah musuh utama investasi jangka panjang. Investor butuh aturan main yang tidak berubah-ubah di tengah jalan," tambah Anggawira.
Anggawira secara khusus mengapresiasi kehadiran Menteri Koperasi Ferry Juliantono. Menurutnya, kehadiran Menteri Ferry menjadi simbol penting bahwa sektor energi tidak lagi eksklusif milik korporasi raksasa, tetapi harus mulai membuka pintu bagi koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional.
Menutup pidatonya, Anggawira menegaskan komitmen ASPEBINDO melalui inisiatif Koperasi Merah Putih yang siap bersinergi dengan program Kementerian Koperasi.
"Kami tidak ingin ASPEBINDO hanya menjadi menara gading yang bicara konsep. Oleh karena itu, kami menggerakkan Koperasi Merah Putih sebagai ujung tombak eksekusi di lapangan. Dengan dukungan Pak Menteri Ferry Juliantono, Koperasi Merah Putih hadir sebagai agregator yang menjahit potensi pengusaha daerah dan UMKM agar bisa masuk ke rantai pasok industri besar secara profesional. Ini adalah wadah konkret kami untuk memastikan bahwa kue pembangunan energi dinikmati secara merata melalui semangat gotong royong," pungkas Anggawira.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha