Suara.com - Saat ini sampah dan industri pariwisata ibarat dua garis yang bergerak saling menjauh. Jika suatu kota dipenuhi dengan sampah, kinerja industri pariwisatanya bakal suram.
Siapa wisatawan yang mau datang ke kota yang jorok, banyak lalat, dan bau akibat timbunan sampah? Sampah yang tidak dikelola dengan baik juga menyebabkan terjadinya banjir dan bahkan menjadi sarang penyakit. Siapa wisatawan yang mau datang ke kota yang selalu tergenang banjir dan menjadi sarang penyakit?
Jadi, kesenjangan garis sampah dan garis industri pariwisata semakin lama menjadi semakin melebar. Upaya untuk mendekatkan kembali garis sampah dan garis industri pariwisata itulah yang dilakukan oleh dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, President University (PresUniv), Dr. Ir. Yunita Ismail Masjud, M.Si., melalui lewat program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang mengusung tema Implementation of Digital Sustainable Living through Community Engagement in Supporting Jababeka Smart Township Initiative.
Dalam kegiatan PKM-nya ini, Yunita berkolaborasi dengan dua dosen PresUniv lainnya, yaitu Felix Goenadi, S.PSI, M.Par. dan Ihsan Hadiahah, SE, B.IBM, MSM.
Yunita memaparkan programnya dalam sebuah seminar internasional tentang pengabdian masyarakat yang berlangsung secara hybrid di Bogor. Seminar ini diselenggarakan oleh PresUniv berkolaborasi dengan PT Jababeka & Co. dan FabLab, sebuah institusi yang bergerak dalam ranah pelatihan SDM dan pengembangan usaha berbasis Industry 4.0.
Program yang dilakukan Yunita mendapat bantuan pendanaan dari Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi untuk Tahun Anggaran 2021
Yunita memaparkan bahwa proses ini bermula dari pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Sampah dipilah dalam tiga kategori, yakni dapat dimanfaatkan kembali (reuse), dapat didaur ulang (recycle), dan ditingkatkan penggunaannya (upscaled).
Agar rumah-rumah tangga mau melalukan pemilahan sampah, diperlukan insentif dari Bank Sampah—yang membuat sampah menjadi punya nilai ekonomis. Sampah-sampah yang telah dipilah tersebut kemudian secara berkala dikumpulkan.
Di tempat pengumpulan, sampah diolah menjadi berbagai produk. Misalnya, sampah sisa makanan dapat diolah menjadi maggot, yakni campuran kaya protein yang cocok untuk pakan ternak.
Baca Juga: Produk Kecantikan Ini Rilis Produk Kemasan Refill, Aksi Nyata untuk Bumi yang Lebih Baik
Lalu, sisa sampah dalam bentuk sayur-sayuran dan buah-buahan dapat diolah menjadi enzim untuk desinfektan. Kemudian, sampah-sampah organik lainnya dapat diubah menjadi pupuk organik atau kompos, dibuat briket dan hasilnya dipasarkan ke industri, atau diolah lagi menjadi berbagai bahan baku.
“Intinya, semua produk olahan dari sampah tersebut mempunyai nilai ekonomis,” ucap Yunita ditulis Jumat (24/12/2021).
Sinergi Sampah-Pariwisata
Lalu, apa kaitannya pengolahan sampah tersebut dengan industri pariwisata? Yunita memaparkan, ada beberapa hotel yang sudah menggunakan furnitur yang diproduksi dari bahan olahan berbasis sampah, seperti kertas atau kardus bekas.
Lalu, hasil dari olahan sampah-sampah plastik juga bisa dijadikan bahan baku untuk membuat produk garmen dan berbagai kerajinan lainnya. Di kawasan Tanjung Lesung, Banten, PresUniv dan Jababeka membina masyarakat setempat dalam mengolah limbah dari berbagai tanaman untuk dijadikan aneka produk kerajinan.
Produk ini kemudian dipasarkan secara daring melalui website Window Tanjung Lesung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera