Suara.com - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi menegaskan bahwa vaksinasi masih menjadi salah satu upaya efektif menangkal dan menghentikan sebaran virus COVID-19. Namun disayangkan, akselerasi program vaksinasi di Indonesia masih terhambat adanya disinformasi di tengah masyarakat.
“Menurut laporan yang dilansir oleh Satgas COVID-19 per 22 Desember 2021, sudah terdapat lebih dari 153,5 juta penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 108,5 juta penduduk di antaranya telah menerima dosis kedua,” kata Dedy dalam keterangan pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN ditulis Jumat (24/12/2021).
Angka tersebut dikatakan Dedy masih belum memenuhi target sasaran vaksinasi nasional yaitu sebesar 208,2 juta penduduk.
Dedy menjelaskan, dari riset yang dilakukan oleh John Hopkins Center for Communication Programs pada November 2021 terhadap 27.375 responden di Indonesia, 45 persen responden menyatakan keraguannya terhadap vaksinasi karena efek samping dari vaksin COVID-19.
Sedangkan sebanyak 31 persen responden lainnya bersedia untuk di vaksin, namun masih belum yakin dengan keamanannya.
Kemudian, kata Dedy, survei dari Palang Merah Indonesia yang didukung federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit pada akhir September 2021, juga mengungkapkan dua faktor yang menjadi alasan utama masyarakat menolak vaksinasi COVID-19.
“Alasan pertama ialah takut akan injeksi beserta efek sampingnya dan yang kedua adalah masih mencari informasi komprehensif terkait vaksin,” imbuh Dedy.
Selain itu diseminasi informasi yang benar ke masyarakat mengenai efek vaksinasi, kata Dedy masih terhambat dengan banyaknya hoaks di ruang digital.
“Hal ini tentunya sangat berbahaya dan memiliki dampak besar terhadap upaya negara untuk lepas dari jerat pandemi COVID-19,” katanya.
Baca Juga: 20.043 Anak di Sumut Telah Menerima Vaksin Covid-19
Tidak hanya seputar vaksinasi, beragam hoaks terkait penyakit COVID-19 sendiri dan PPKM juga pada akhirnya membuat masyarakat menghiraukan bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut.
Menurut data Kementerian Kominfo sejak Januari 2020 sampai 23 Desember 2021, hoaks dan disinformasi di ruang siber seputar COVID-19 masih bertambah.
Lebih lanjut ia memapaparkan persebaran hoaks dan tindak lanjut yang telah dilakukan.
- Isu hoaks COVID-19: telah ditemukan 2036 isu pada 5294 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 4593 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5125 unggahan dan 169 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.
- Isu hoaks vaksinasi COVID-19: telah ditemukan sebanyak 418 isu pada 2507 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 2315 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap seluruh unggahan tersebut.
- Isu hoaks PPKM: telah ditemukan sebanyak 50 isu pada 1302 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 1284 unggahan. Pemutusan akses dilakukan terhadap 1112 unggahan dan 190 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.
“Pada minggu ini jika dilihat dari setiap topik hoaks terkait COVID-19, masih ada pertambahan isu dan angka sebaran yang melebihi angka dari minggu yang lalu,” kata Dedy.
Secara keseluruhan, ungkapnya, pada minggu ini total pertambahan hoaks tentang COVID19, vaksinasi COVID-19 dan PPKM adalah sebanyak 17 isu di 64 unggahan media sosial, sedangkan pada minggu sebelumnya terdapat total pertambahan 10 isu di 72 unggahan media sosial.
Pertama, untuk isu hoaks COVID-19 di minggu ini terdapat pertambahan sejumlah 10 isu dan 31 unggahan hoaks. Pada minggu sebelumnya pertambahan isu COVID-19 adalah sebanyak 6 isu dan 35 unggahan hoaks.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Cara Cek Penerima PIP 2026 Melalui HP dan Jadwal Pencairan Dana
-
Jaga Daya Beli dan Inflasi Pangan, AGP Gelar Pasar Murah di 800 Titik
-
Lonjakan Penipuan Digital Jadi Alarm, Standar Keamanan Siber Fintech Diperketat
-
Indonesia Kukuhkan Diri Jadi Episentrum Blockchain & Web3 Asia Tenggara
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook