Suara.com - Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan hari Kamis karena ekspektasi permintaan bahan bakar tetap menggeliat meski infeksi varian Omicron melonjak, dan OPEC bersama sekutunya akan terus meningkatkan pasokan secara bertahap.
Mengutip CNBC, Jumat (31/12/2021) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 9 sen atau 0,11 persen menjadi USD79,32 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, meningkat 43 sen, atau 0,56 persen menjadi menetap di posisi USD76,9 per barel, kenaikan sesi ketujuh berturut-turut.
"Kita memiliki jumlah permintaan yang sangat kuat hingga Desember, jadi sekarang pertanyaannya adalah apa yang akan dilakukan OPEC ," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management, New York.
Kilduff memperkirakan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, akan terus menambah produksi secara bertahap.
China, importir minyak mentah utama dunia, menurunkan batch pertama kuota impor 2022 ke sebagian besar penyulingan swasta sebesar 11 persen.
"Sentimen pasar melemah di tengah kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat mengambil tindakan lebih keras terhadap penyulingan independen," kata analis yang berbasis di Singapura.
Namun, harga minyak global rebound antara 50 persen dan 60 persen pada 2021 karena permintaan bahan bakar kembali ke level pra-pandemi dan pengurangan produksi yang tajam oleh OPEC Plus untuk sebagian besar tahun ini menghapus kelebihan pasokan.
Data Badan Informasi Energi Amerika, Rabu, menunjukkan persediaan minyak mentah merosot 3,6 juta barel dalam sepekan hingga 24 Desember.
Persediaan bensin dan sulingan juga turun, dibandingkan perkiraan analis untuk peningkatan, menunjukkan permintaan tetap kuat meski Amerika mencatat rekor kasus Covid-19.
Baca Juga: Mau Stabilkan Harga, Daerah Ini Salurkan 70 Ribu Liter Minyak Goreng
Harga minyak juga mendapat dukungan dari langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk membatasi dampak kasus Covid-19 yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti melonggarkan aturan pengujian.
OPEC Plus akan bertemu pada 4 Januari untuk memutuskan apakah bakal melanjutkan peningkatan produksi pada Februari.
Raja Arab Saudi, Rabu, mengatakan perjanjian produksi OPEC Plus diperlukan untuk stabilitas pasar minyak dan produsen harus mematuhi pakta tersebut.
Irak mengatakan akan tetap mematuhi kebijakan OPEC Plus untuk meningkatkan produksi dengan gabungan 400.000 barel per hari pada Februari.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
-
Pemerintah Bidik Gig Economy Jadi Mesin Ketiga Pendorong Ekonomi Nasional
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Jelang Akhir Tahun, BSI Siapkan Uang Tunai Rp15,49 Triliun
-
Menko Airlangga Puja-puji AI, Bisa Buka Lapangan Kerja
-
Hans Patuwo Resmi Jabat CEO GOTO
-
Airlangga Siapkan KUR Rp10 Triliun Biayai Proyek Gig Economy
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Pabrik VinFast Subang Digeruduk Massa Sehari Usai Diresmikan, Minta 'Jatah' Lokal
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%