Suara.com - Meski mesin ekonomi pada kuartal IV 2021 atau akhir tahun terbilang cukup baik, lantaran tumbuh 5,02 persen secara tahunan. Tetapi, target pemerintah untuk mengejar pertumbuhan mencapai 4 persen hanya sebatas mimpi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, Perekonomian Indonesia sepanjang 2021 hanya mencapai 3,69 persen, atau jauh di bawah target pemerintah.
Diakui Kepala BPS Margo Yuwono, kondisi ekonomi di akhir tahun lalu cukup baik. Sehingga, sedikit mengkompensasi kondisi ekonomi tiga kuartal sebelumnya yang masih dilanda pandemi cukup hebat akibat varian delta.
"Bahwa kuartal IV yang tumbuh cukup tinggi ini karena mengkompensasi kegiatan yang tertunda karena kasus pandemi sehingga ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,02 persen (kuartal IV 2021)," kata dalam konferensi persnya, Senin (7/2/2022).
Margo menjelaskan, seluruh lapangan usaha tumbuh pada kuartal IV-2021, kecuali sektor jasa keuangan yang masih tumbuh negatif. Kemudian pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor kesehatan dengan tumbuh 12,61 persen.
Penurunan kasus Covid-19 di akhir tahun cukup membuat kegiatan mobilitas masyarakat kembali meningkat alhasil roda perekonomian kembali berputar cukup kencang.
"Jadi mobilitas penduduk seiring penurunan kasus Covid-19 itu mengalami perbaikan pada kuartal IV,” ujarnya.
Sejumlah sektor pun ikut tumbuh positif dimana tumbuh 4,29 persen, perdagangan 5,56 persen, pertanian 2,28 persen, konstruksi 3,91 persen, dan pertambangan 5,15 persen.
Begitu juga dengan sektor transportasi udara yang meningkat cukup tinggi 155,32 persen secara kuartal atau 18,23 persen secara tahunan angkutan laut 19,75 persen atau 9 persen dan angkutan rel 110,71 persen atau 17,41 persen.
Baca Juga: Tahun 2021, Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,69 Persen Target Pemerintah Meleset
Sedangkan sektor jasa keuangan masih mengalami kontraksi 2,15 persen.
"Ini karena adanya perlambatan jasa intermediasi perbankan karena penurunan suku bunga spread referensi dan bunga kredit pada pendapatan sekunder di bank umum. Ada kenaikan biaya operasional dan penurunan usaha asuransi," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021 hanya akan mencapai 3,7 persen.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat konfrensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta awal Januari 2022 lalu.
"Pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan tumbuh 3,7 persen. Kalau bicara range di 3,5-4 persen," kata Sri Mulyani.
Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dari target APBN 2021 yang dipatok sebesar 5 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Gubernur Bank Indonesia Sebut Tiga Pilar Bangun Ekonomi Syariah, Apa Saja?
-
RI Ekspor Kopi Robusta Asal Lampung dan Malang ke Mesir
-
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
-
Setelah Cukai, Produsen Kini Resah dengan Maraknya Rokok Ilegal
-
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya
-
IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?
-
Bank Indonesia Buka Suara Disebut Jual Cadangan Emas 11 Ton
-
Harga Emas Hari Ini Naik Semua! Antam Tembus Rp 2.356.000, Emas UBS Meroket!