Suara.com - Harga emas naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu pada perdagangan hari Senin, didukung kekhawatiran inflasi dan risiko geopolitik di Eropa.
Selain itu pasar juga menunggu data inflasi Amerika untuk isyarat lintasan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Selasa (8/2/2022) harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD1.820,23 per ounce, setelah menyentuh tingkat tertinggi sejak 27 Januari di USD1.820,96 per ounce di awal sesi.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD1.821,80 per ounce.
"Ada sedikit pembelian flight-to-safety di pasar emas. Perhatian utama saat ini adalah ke mana arah inflasi dan seberapa agresif The Fed nantinya," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun melayang di dekat level tertinggi sejak Desember 2019 setelah laporan ketenagakerjaan Amerika yang optimistis dirilis Jumat.
Angka inflasi Amerika untuk periode Januari akan dirilis Kamis, dengan pasar sekarang memperkirakan kemungkinan satu berbanding tiga The Fed akan menaikkan 50 basis poin penuh pada Maret.
Meski emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan inflasi dan penyimpan nilai yang aman di saat ketidakpastian, suku bunga yang lebih tinggi mendongkrak opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
"Ketegangan Rusia-Ukraina juga ada di benak semua orang," kata Haberkorn.
Baca Juga: Naik Rp 2.000, Cek Harga Emas Antam Awal Pekan Ini
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, Minggu, mengatakan Rusia dapat menyerang Ukraina dalam beberapa hari atau minggu tetapi mungkin masih memilih jalur diplomatik.
Di antara logam mulia lainnya, perak melambung 2,4 persen menjadi USD23,02 per ounce, platinum turun 0,4 persen menjadi USD1.020,02, dan paladium melorot 1 persen menjadi USD2.261,51.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa