Suara.com - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyebut masih ada pengrajin tempe dan tahu yang tetap masih produk. Meskipun ia mengakui, rata-rata para pengrajin tempe tahu melakukan mogok produksi.
Menurut Aip, mogok produksi ini merupakan keinginan para pengrajin yang protes karena harga kedelai sebagai bahan baku tempe tahu terus merangkak tinggi.
"Ada (pengrajin yang produksi), karena memang saya tidak setuju adanya mogok, karena keinginan anggota, saya tidak larang," ujar Aip saat dihubungi, Senin (21/2/2022).
Meski begitu, Aip tidak mengetahui berapa jumlah pengrajin tempe tahu yang melakukan mogok. Akan tetapi, setiap daerah di Pulau Jawa pasti melakukan mogok produksi.
"Kalau itu dijumlah saya nggak tau yang jelas banyak, hampir setiap daerah, seluruh Jawa," ucap dia.
Aip menuturkan, mogok produksi ini hanya dilakukan selama tiga hari ke depan, sama seperti mogok pada akhir tahun 2020 lalu.
"Jadi kalau tahu mulai sekarang, kalau tempe dari kemaren, karena supaya tempenya nggak ada yg jual karena bikin tempe kan tiga hari," ucap dia.
Aip menambahkan, mogok produksi dilakukan secara terpaksa dan sebagai bentuk protes pengrajin kepada pemerintah, karena tetap membiarkan harga kedelai yang naik.
"Saya minta maaf ke masyarakat atas kelangkaan tempe dan tahu, karena mogok ini terpaksa, karena keinginan anggota dan harga kedelai naik," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025