Suara.com - Dewan Energi Nasional (DEN) mengingatkan Pertamina agar pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tetap tersedia di tengah gejolak kenaikan harga minyak dunia.
Apalagi BBM dengan kadar oktan (RON) 90 yang dijual Pertamina ini paling murah dibandingkan produk serupa dari pesaing, selain penggunaannya juga paling banyak dibandingkan jenis BBM lainnya.
Sepanjang 2021, konsumsi Pertalite mencapai 23 juta Kilo Liter (KL), naik 30% dibandingkan 2020 yang tercatat 18 juta KL. Peningkatan penggunaan BBM Pertalite itu buntut dari masyarakat yang cenderung lebih memilih bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Satya Wira Yudha, Anggota DEN, mengatakan dalam upaya mengamankan pasokan Pertalite diperlukan penegakan hukum dari aparat keamanan agar tidak terjadi kelangkaan. Langkah ini juga penting untuk mencegah adanya potensi tindakan dari pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak seperti mengoplos atau penimbunan BBM.
“Pengaturan penggunaan Pertalite itu jadi kepentingan bersama. Penegakan hukum oleh aparat ini bisa langsung melakukan tindakan, peranan penegak hukum sangat besar. Jangan sampai ada upaya penimbunan,” ujar Satya saat diskusi secara virtual ditulis Kamis (10/3/2022).
Menurut Satya, penegakan hukum (law enforcement) akan menjadi kunci supaya tidak terjadi penyelewengan di lapangan. Satya tidak menampik apabila ada komoditas yang sama tetapi memiliki dua harga yang bebeda, pasti ada saja yang ingin memanfaatkan perbedaan harga tersebut untuk keuntungan sendiri.
“Itu yang harus mendapatkan sorotan dari penegak hukum agar tidak ada orang berebut, dan chaos,” katanya.
Potensi penyalahgunaan Pertalite cukup tinggi apalagi harganya paling murah dibandingkan pesaing. Di sisi lain, harga Pertalite juga tak pernah naik sejak tiga tahun lalu. Pada 5 Januari 2019, Pertamina bahkan menurunkan harga Pertalite dari Rp7.800 menjadi Rp7.650 per liter untuk wilayah Jadebotabek.
Menurut Satya, sejauh ini belum terlihat dan mendengar kelangkaan yang menimbulkan masalah sosial tinggi. Dengan demikian, yang diperlukan adalah Pertalite benar-benar digunakan oleh mereka yang membutuhkan.
Baca Juga: Biosolar Langka di Riau, Terdampak Konflik Rusia - Ukraina?
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), juga meminta Pertamina memastikan keandalan dan ketersediaan BBM di dalam negeri. Dia mengakui, sejauh ini belum ada laporan kelangkaan BBM yang diterima YLKI sehingga diyakini BBM di Tanah Air termasuk jenis Pertalite yang paling banyak penggunanya masih aman.
“Saya kira pasokan cukup baik, tidak ada kelangkaan. Hanya saja pengawasannya memang harus diperkuat untuk mencegah adanya oknum yang menyalahgunakannya karena harga BBM jenis lain kan tinggi,” katanya.
Tulus juga mensinyalir, kendati harga BBM jenis RON 98 (Pertamax Turbo), Dexlite dan Pertadex sudah dinaikkan, konsumen tidak akan serta merta turun kelas ke Pertalite. Kalaupun ada kendaraan yang menurunkan kualitas bensinnya diperkirakan mereka akan menggunakan Pertamax (RON 92).
“Masing-masing ada segmentasinya. Hanya saja mungkin yang perlu ditekankan adalah agar kendaraan pribadi yang seharusnya menggunakan RON tinggi tidak menggunakan Pertalite,” ujar dia.
Terkait harga minyak dunia yang kian tinggi, sementara badan usaha tidak menaikkan harga jual Pertalite, Tulus mendorong bahwa pemerintah harus memberikan kompensasi akibat selisih harga tersebut, apabila tidak ada kenaikan harga BBM.
Irto P Gintings, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Upstream Pertamina, mengatakan Pertamina selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengantisipasi adanya penimbunan BBM. Kerja sama dengan aparat penegak hukum terutama selama ini kasus terkait penimbunan bahan bakar subsidi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harga Per Gram Sentuh Rp 2.198.000
-
Mandiri Peduli Sekolah Tingkatkan Sarana Belajar Layak bagi Siswa di Wilayah Jabodetabek
-
IHSG Menguat Senin Pagi, Tapi Diproyeksikan Anjlok
-
BCA Mobile dan Blu Error Pada Senin Pagi, Ini Aduan Resmi dan Whatsapp CS BCA
-
Asuransi Bukan Sekadar Perlindungan, Tapi Investasi Kesehatan
-
Sepekan Kemarin Asing Bawa Kabur Dananya Rp 2,71 Triliun dari RI, Gara-Gara Ketidakpastian Global
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Jamkrindo Berikan Penjaminan Kredit Rp 12,28 Triliun untuk UMKM Jabar