Suara.com - PT Adaro Energy Tbk akan mulai melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan. CEO PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengatakan, Adaro akan fokus ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan juga PLTA.
“Ini ada dua opportunity besar, negeri ini mendapat anugerah Tuhan yaitu sinar matahari yang berlimpah, tapi energi solar tidak bisa 24 jam jadi mesti dikombinasikan dengan hydro, gas, batubara jadi mixed energy,” kata Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir saat berbincang dengan Co-Founder & CEO Katadata Metta Dharmasaputra beberapa waktu lalu di Los Angeles, Amerika Serikat dan ditayangkan pada event IDE Katadata 2022, ditulis Kamis (7/4/2022).
Menurut Boy, PT Adaro Energy sudah mempunyai PLTS dengan skala kecil di Kalimantan Selatan dan akan mengembangkan PLTS lainnya di Batam, Bintan dan Kalimantan Utara.
“Adaro juga harus bertransformasi yang tadinya coal related businesses, kita harus ikuti kondisi zaman. Jadi kita harus transformasi dari based on batubara saya mau ke renewable energy. Dalam visi saya, itu akan lebih proaktif ke PLTA,” kata Boy.
Boy menambahkan, Indonesia punya sumber daya yang besar untuk mengembangkan PLTA. Selain itu, dia juga punya lahan sawit yang luas di Kalimantan Utara yang akan dikembangkan untuk menjadi renewable energy.
Kata dia, Adaro akan mengembangkan hydro dan juga industrial estate serta turunannya di Kaltara. Proyek ini tidak bisa selesai dalam waktu 1-2 tahun. Menurut Boy, dalam waktu 10-15 tahun akan rampung perjalanan dari batubara menjadi energi terbarukan.
Boy menambahkan, tidak lama lagi akan ada teknologi yang dikenal dengan nama carbon captured. Teknologi tersebut bisa membuat PLTU menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Saat ini, teknologi tersebut masih mahal tapi dalam waktu 10 tahun lagi bisa jadi teknologi tersebut sudah bisa terjangkau.
Boy mengakui, dunia saat ini tengah melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan seperti membalikkan telapak tangan.
“Kita tidak bisa bergantung hanya kepada satu sumber energy, itu akan sangat berbahaya. Jadi ke depan menurut saya yang akan terjadi adalah mixed energy. Karena kalau tergantung kepada satu sumber energi dan terjadi disrupsi maka akan kolaps,” jelas Boy.
Baca Juga: Rencana BLT Pemerintah Ditolak Buruh: Cuma Jadi Ladang Korupsi Pejabat!
Boy menambahkan, Adaro saat ini juga sudah masuk ke industri aluminium dengan membangun Green Aluminium Project di Kalimantan Utara. Menurut Boy, salah satu cita-citanya adalah semua bahan baku untuk kebutuhan mobil listrik akan dibuat di Indonesia.
Indonesia mempunyai kandungan mineral yang berlimpah seperti aluminium dan nikel yang merupakan bahan baku baterai mobil listrik. Karena itu, Adaro akan memproduksi aluminium yang ramah lingkungan yang mempunyai nilai jual lebih mahal dibandingkan aluminium biasa.
“Saya yakin Indonesia akan punya peranan besar dalam perkembangan industri mobil listrik di masa yang akan datang,” ungkap Boy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur