Suara.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pastikan produksi rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) yang berjumlah 11 unit dan satu unit Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah selesai dikerjakan di Shandong, China.
"Di tengah persiapan untuk uji coba kereta cepat pada November nanti, bisa kami sampaikan jika seluruh EMU dan 1 CIT telah selesai produksi dan sekarang sedang memasuki tahap static commissioning dan dynamic test," kata Presiden Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, Jumat (8/4/2022).
EMU, ujar dia, adalah rangkaian kereta cepat dengan spesifikasi canggih dan mampu memonitor bahaya seperti bencana gempa bumi, banjir, hingga serangan objek asing, serta tahan api. Rangkaian EMU dan CIT ditargetkan tiba di Indonesia pada semester II-2022.
"Seperti rancangan konstruksinya, rangkaian EMU dan CIT juga dirancang sesuai dengan kondisi geologis di pulau Jawa. Di dalamnya terdapat teknologi canggih berupa disaster monitoring sehingga kereta ini bukan hanya mampu melesat dengan cepat, namun juga memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang sangat tinggi," kata Dwiyana.
Sitem keamanan di EMU, kata dia, akan ditopang oleh berbagai instrumen keamanan seperti Dispatching Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman di sepanjang trase kereta, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan.
Selain itu, lanjut dia, terdapat juga instrumen pengamatan langsung di lapangan dengan CCTV yang tersambung ke command center kereta cepat untuk mengirim informasi visual.
Selanjutnya, Dwiyana menambahkan operasional kereta cepat ditopang dengan teknologi CTSC 3/GSM-R network dan fiber optik yang sudah terbukti secara global dalam hal keselamatan perkeretaapian, khususnya kereta cepat. Kemudian, terdapat juga Internal dan Eksternal Lighting Protection System pada konstruksi kereta.
"Sistem keamanan kereta cepat tidak hanya terpasang pada rangkaian EMU. Mulai dari Tegalluar, dan di sepanjang trase kereta. Kami sudah siapkan berbagai sistem keamanan tingkat tinggi agar kereta cepat dapat melesat dengan baik dan optimal," kata Dwiyana.
Dengan kecepatan operasional yang mencapai 350 kilometer per jam, rangkaian EMU juga memiliki kemampuan untuk meminimalisasi getaran dan kebisingan, baik yang berasal dari akselerasi kereta maupun yang bersumber dari luar, sehingga penumpang bisa merasakan pengalaman bepergian dengan kenyamanan tinggi.
Baca Juga: Cegah Kasus COVID-19 dari Luar Negeri, China Bakal Perketat Pemeriksaan Barang Impor
Meski tersemat teknologi modern, EMU kereta cepat juga tetap memiliki muatan lokal dengan bentuk yang terinspirasi dari Komodo sebagai hewan endemik Indonesia. Interiornya pun dilengkapi motif batik Megamendung sehingga perpaduan modern-tradisional dalam interior kereta semakin terasa.
Dalam rangkaian EMU ini juga terdapat beberapa kelas yang bisa dipilih penumpang. Di antaranya VIP Class, First Class, hingga Second Class. Lalu, terdapat pula fasilitas Dining Car, fasilitas untuk difabel, Charging Port, sampai Luggage Storage.
Sementara untuk CIT kereta cepat, Dwiyana mengatakan rangkaian kereta ini dirancang untuk kebutuhan ujicoba dan perawatan. CIT atau kereta inspeksi sudah memiliki kelengkapan untuk memenuhi kebutuhan inspeksi sesuai dengan kondisi geologis di sepanjang trase kereta cepat.
Kereta inspeksi ini dirancang agar dapat mendeteksi kondisi lintasan, pengukuran listrik aliran atas atau Overhead Contact System (OCS), pengujian dan pemeriksaan jaringan komunikasi, sistem sinyal, serta dinamika dan integrasi rel-roda dalam kecepatan tinggi hingga 350 kilometer per jam.
Dwiyana menegaskan kereta inspeksi ini dilengkapi sistem yang dapat mengumpulkan, memproses, dan menganalisa data terkait kondisi lintasan yang dilaluinya secara otomatis, realtime, dan menyeluruh.
Menurut dia, kemampuan yang dimiliki CIT tersebut sangat dibutuhkan di industri kereta cepat agar proses pemeliharaan infrastruktur kereta cepat dapat berjalan optimal dan efisien.
Berita Terkait
-
Uji Coba Perdana Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Digelar November Tahun Ini
-
Telah Suntikkan 3,2 Miliar Dosis, China Habiskan Rp270 Triliun untuk Vaksinasi
-
Jessica Jung Debut Ulang Jadi Member Girl Group di China?
-
China Manfaatkan Obat Herbal Untuk Atasi Lonjakan Kasus Covid-19 Omicron
-
Cegah Kasus COVID-19 dari Luar Negeri, China Bakal Perketat Pemeriksaan Barang Impor
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera
-
Punya Pasar 179,8 Juta Jiwa, RI Bidik Peluang Dagang Lewat FTA Indonesia - EAEU
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Senis Sore, Antisipasi Kebijakan Suku Bunga BI
-
Tentakel Bisnis Hashim Djojohadikusumo yang Kian Kuat Menghisap
-
UMP 2026 Naik Berapa Persen? Ini Cara Menghitung Perkiraan Upah Tahun Depan
-
Apresiasi Wali Kota Lhokseumawe: Mentan Amran Tanggap dan Cepat Bantu Masyarakat Aceh
-
OJK: Pembobolan Bank dengan Kerugian Ratusan Miliar Ulah Organisasi Kriminal