Suara.com - Berdasarkan hasil Laporan Keuangan Audited yang baru saja dirilis oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (EY) pada tanggal 8 April 2022 yang lalu, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menorehkan sejarah atas capaian kinerja keuangannya yang sangat membanggakan.
Perusahaan Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perkebunan ini mampu membukukan laba konsolidasi sebesar Rp 4,64 triliun di 2021. Pencapaian tersebut meningkat Rp 5,73 triliun atau sekitar 500% dibandingkan laba perusahaan pada tahun 2020 lalu, dimana saat itu PTPN Group masih mengalami kerugian sebesar Rp 1,14 triliun.
Capaian laba bersih konsolidasian tersebut diperoleh dari penjualan sebesar Rp 53,57 triliun atau 32% di atas pencapaian tahun lalu. Sementara itu, EBITDA tercatat sebesar Rp 14,18 triliun, atau naik sebesar 206,69% dibandingkan tahun lalu, atau 124,26% di atas yang dianggarkan pada tahun 2021.
Peningkatan kinerja perusahaan ini adalah buah dari keberhasilan program transformasi yang telah dijalankan perusahaan sejak 2 tahun terakhir.
"Upaya transformasi PTPN berhasil memberikan dampak positif pada kinerja keuangan PTPN Group pada tahun 2021. Peningkatan laba bersih perusahaan ditunjang oleh peningkatan pendapatan perusahaan, dari Rp 39,39 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 53,57 triliun atau 36,00 % di atas pencapaian tahun lalu. Kami akan terus memacu pertumbuhan pendapatan usaha, melalui peningkatan produksi dan produktivitas, serta optimalisasi operasional baik di hulu maupun hilir. Pada komoditas tebu dan gula misalnya, kami akan fokus meningkatkan produktivitas lahan tebu serta merevitalisasi pabrik gula melalui anak perusahaan yang kami dirikan yaitu PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani ditulis Selasa (12/4/2022).
Restrukturisasi organisasi, resrukturisasi utang, program transformasi EBITDA , serta transformasi digital, menjadi faktor utama keberhasilan transformasi PTPN Group. Restrukturisasi Organisasi dilakukan dengan mengubah dari sebelumnya strategic holding menjadi operating holding.
Selain itu, PTPN Holding melakukan transformasi digital sehingga dapat mengeskalasi tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan agar lebih optimal. Salah satu program kunci transformasi yang paling berperan adalah restrukturisasi utang, dimana PTPN Holding melakukan perbaikan kinerja keuangan agar tercapai bisnis yang berkelanjutan, komprehensif, dan transparan.
Manajemen PTPN Group mampu memperbaiki kesehatan finansial perusahaan. Salah satunya adalah menurunkan liabilitas jangka pendek melalui program restrukturisasi utang kepada perbankan. Pada tahun 2020, total liabilitas jangka pendek jatuh tempo sebesar Rp 38,19 triliun, pada tahun 2021 turun menjadi Rp 20,03 triliun.
Turunnya liabilitas jangka pendek ini membuat manajemen mampu membiayai ekspansi bisnis, dan memperbaiki arus kas (cash flow), serta memberikan ruang kepada perusahaan untuk meningkatkan belanja modal.
Baca Juga: Optimalkan Lahan, PTPN Group Siap Wujudkan Swasembada Gula
“Program Transformasi EBITDA yang mulai digulirkan pada awal triwulan II tahun 2021, juga memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja di tahun 2021. Inisiatif strategis berupa transformasi EBITDA dilakukan melalui implementasi program-program : Revenue Enhancement, Organizational Excellence, Zero Based Budgeting, Logistic Optimization, Procurement Excellence, Operations Control Tower, Cash Office, Management Review Cycle, dan Strategic Transformation Office. Hasilnya adalah tercapainya peningkatan revenue dan efisiensi biaya dan operasional dengan melakukan perbaikan-perbaikan fundamental untuk keberlangsungan bisnis sehingga dapat menjadi juara ,” ujar Ghani.
Penerapan operational excellence secara konsisten telah memberikan dampak kepada peningkatan kinerja operasional, hal ini antara lain tercermin dari peningkatan produksi dari komoditi utama dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 total produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mencapai 12,47 juta ton, meningkat 13,36% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Peningkatan produksi TBS diikuti oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) yaitu sebesar 2,68 juta ton, meningkat 12,57% dibandingkan pada tahun 2020.
Di samping itu terjadi peningkatan produktivitas TBS dan CPO masing-masing menjadi 21,07 ton/ha dan 4,83 ton/ha, atau masing-masing meningkat 7,18% dan 7,51% dari tahun 2020. Terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) komoditi sawit terjadi penurunan dari Rp 4.161/kg menjadi Rp 3.956.
Kondisi tersebut juga didukung oleh realisasi harga jual rata-rata CPO PTPN pada tahun 2021 sebesar Rp 11.293/kg, meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai rata-rata Rp 8.521/kg, sehingga berdampak kepada peningkatan pendapatan dan laba korporasi cukup signifikan.
Untuk komoditi karet, realisasi total produksi karet pada tahun 2021 adalah sebesar 171 ribu ton atau meningkat 7,21% dibandingkan pada tahun 2020. Sementara produksi gula pada tahun 2021 adalah 768,6 ribu ton atau meningkat 9,42% dari tahun sebelumnya.
“ Program transformasi yang kami lakukan terbukti mampu mengakselerasi peningkatan produksi dan produktivitas komoditi utama PTPN yang berdampak pada semakin baiknya kinerja finansial perusahaan. Hal ini tidak terlepas juga dari kenaikan harga jual rata-rata komoditi PTPN Group terutama untuk komoditi sawit”, ungkap Ghani.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Update Harga Pangan 29 Desember: Bawang, Cabai, Hingga Beras Kompak Turun
-
Bahlil Sebut Stok BBM RI Aman 20 Hari Kedepan
-
OJK Buka Skema Asuransi Kredit, Pindar Didorong Tumbuh Lebih Sehat
-
Kilang Balikpapan Beres, Bahlil Yakin Indonesia Tak Perlu Impor Solar Lagi
-
Aturan Rekening Dormant Berdasarkan Regulasi OJK Terbaru
-
Logistik Aceh Kembali Bernapas: Jembatan Bailey Krueng Tingkeum Resmi Difungsikan
-
Jelang Tutup Tahun, Transaksi Tokopedia & TikTok Shop Melonjak Hingga 58 Persen
-
Akses Jalan Nasional Aceh Mulai Normal, Kementerian PU Kebut Pemulihan Pascabanjir dan Longsor
-
Batas Pencairan BLT Kesra 31 Desember 2025, Penerima Diimbau Segera Ambil Dana
-
Skema Single Salary ASN PPPK dan Simulasi Gaji