Suara.com - Saham-saham Asia bertahan dengan kenaikan kecil pada Jumat (29/4/2022) pagi berkat momen Wall Street yang solid, meski masih dihadapkan dengan potensi bulan terburuk dalam dua tahun akibat kekhawatiran pertumbuhan China dan kenaikan suku bunga AS menekan sentimen dan mengirim dolar safe-haven melonjak.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen setelah pendapatan yang kuat dari induk Facebook Meta Platforms telah mendorong Nasdaq 3,0 persen lebih tinggi semalam. Sedangkan Pasar Jepang dan Indonesia tutup untuk liburan.
Sentimen keseluruhan masih rapuh dengan Nasdaq berjangka turun sekitar 1,0 persen di awal perdagangan Asia, tertekan oleh pendapatan mengecewakan dari Amazon setelah penutupan pasar.
Keuntungan Jumat adalah marjinal dibandingkan dengan aksi jual brutal di saham global dalam beberapa pekan terakhir. Patokan regional Asia menuju penurunan 2,0 persen minggu ini dan penurunan 7,3 persen untuk bulan ini, bulan terburuk sejak Maret 2020.
Saham Shanghai (SSEC) naik 0,2 persen, tetapi berada di jalur untuk penurunan 8,1 persen untuk bulan ini, terburuk sejak Januari 2016.
"Ada empat katalis jangka pendek yang mendorong pasar saat ini: laporan laba AS yang hampir setengah jalan, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan banyak pembicaraan hawkish dari Fed, perang Ukraina, dan kebijakan China," kata Fook-Hien Yap, ahli strategi investasi senior di Standard Chartered Wealth Management.
Salah satu fokus utama adalah pertemuan Politbiro China yang akan datang, badan pembuat keputusan tertinggi di negara itu, karena pasar mencari lebih banyak tanda dukungan ekonomi.
Namun, para analis mengatakan, strategi nol-COVID Beijing membatasi pilihan pembuat kebijakan karena rantai pasokan berantakan, sementara operasi di banyak pabrik dan pergerakan masyarakat telah dibatasi.
Beijing menutup beberapa sekolah dan ruang publik pada Kamis (28/4/2022), karena sebagian besar dari 22 juta penduduk ibu kota China harus menjalani pengujian COVID-19 massal yang bertujuan untuk menghindari penguncian seperti Shanghai.
Baca Juga: Sebabkan 400 Warga Dikarantina, Seorang Guru di China Ditahan Polisi
Imbal hasil obligasi pemerintah AS diperdagangkan dalam kisaran baru-baru ini, sedikit di bawah puncaknya yang dicapai minggu lalu.
Imbal hasi acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun menyelesaikan sesi AS di 2,8205 persen, setelah mencapai setinggi 2,981 persen pada 20 April. Imbal hasil dua tahun berada di 2,6132 persen.
Minggu ini juga merupakan minggu yang bergejolak untuk mata uang. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya melemah di 103,56, setelah mencapai 103,93 pada Kamis (28/4/2022), level tertinggi sejak akhir 2022.
Kenaikan bulanan indeks saat ini sebesar 5,2 persen akan menjadi yang terbaik sejak 2012.
Di atas tawaran aman untuk dolar, reli juga didorong oleh ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga 150 basis poin hanya dalam tiga pertemuan Federal Reserve.
Jalur pengetatan Fed yang agresif, terutama untuk mengurangi inflasi yang tinggi, jauh melampaui langkah bank sentral global lainnya.
Berita Terkait
-
Bohong Soal Status COVID-19, Seorang Guru di China Masuk Penjara
-
Kasus Covid-19 di Beijing Naik, KBRI Minta Pelajar WNI Waspadai Klaster Sekolah
-
Sembunyikan Fakta Soal Covid-19, Guru di Beijing Ditahan
-
Polisi Peru Usir Masyarakat Adat dari Lokasi Tambang Milik China
-
Sebabkan 400 Warga Dikarantina, Seorang Guru di China Ditahan Polisi
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!