Suara.com - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok lebih dari 3 persen ke posisi di bawah USD100 per barel pada perdagangan hari Selasa.
Ini merupakan level terendah dalam dua pekan karena prospek permintaan terpukul penguncian virus korona di China dan meningkatnya risiko resesi.
Di sisi lain, penguatan dolar membuat minyak mentah yang dihargakan dalam greenback menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Mengutip CNBC, Rabu (11/5/2022) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup anjlok USD3,33, atau 3,2 persen menjadi USD99,76 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot USD3,48, atau 3,28 persen menjadi USD102,46 per barel.
Kedua benchmark itu jatuh untuk hari kedua berturut-turut dan turun lebih dari USD4 per barel pada penutupan Selasa.
Indeks utama Wall Street juga berbalik melemah dalam perdagangan yang bergejolak di tengah kekhawatiran atas pengetatan kebijakan moneter yang agresif dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Di awal sesi, komentar dari Menteri Energi Saudi dan UEA mendorong Brent dan WTI melesat lebih dari USD1 per barel.
"Ini adalah masa yang volatile, " kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 6 Persen, Covid-19 di China Jadi Pemicunya
"Ketika UE terus ragu apakah mereka akan mengembargo minyak Rusia atau tidak, itu sangat mengubah kalkulus di kedua arah," tambahnya.
Komisi Uni Eropa menunda tindakan atas proposal tersebut. Kebulatan suara diperlukan untuk melarang impor minyak dari Rusia, dan kendati menteri Prancis mengatakan anggota UE dapat mencapai kesepakatan minggu ini, Hungaria berusaha keras menentang embargo.
Juga, beberapa ekonomi Eropa bakal mengalami kesulitan jika impor minyak Rusia dibatasi lebih lanjut.
"Jika Rusia membalas dengan memotong pasokan gas, ekonomi di negara berkembang Eropa, Asia Tengah dan Afrika Utara mungkin meluncur kembali ke tingkat pra-pandemi," sebut laporan European Bank for Reconstruction and Development (EBRD).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Dicoret dari PSN, PIK 2 Buka Suara Soal Nasib Proyek Tropical Coastland
-
Mahasiswa UNP Antusias Kembangkan Skill melalui Digistar Telkom
-
Anak Menkeu Purbaya Sarankan Investasi Bitcoin untuk Hadapi Krisis Ekonomi 2027: Apa Kelebihannya?
-
IHSG Berbalik Arah Menguat, Saham-saham Pertambangan dan Perbankan Jadi Pendorong
-
Perpres Baru Perdagangan Karbon: Potensi Ekonomi Hijau Bagi Pemerintah Daerah!
-
Perbandingan Biaya Haji Indonesia dan Malaysia, Mana yang Lebih Murah?
-
Bank Mandiri Pertegas Optimisme Bisnis, Buyback Saham Jadi Sinyal Kekuatan Fundamental
-
Pemerintah Bakal Luncurkan Dana Riset Jumbo Demi Perbaiki Kualitas SDM