Suara.com - Sejumlah program bantuan sosial di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sangat meringankan kehidupan masyarakat. Kehadirannya turut mampu menurunkan angka kemiskinan di Tanah Air.
Menurut Akdemisi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bengkulu (Unib) Dr. Djoenet Santoso, berbagai bantuan yang tergabung dalam Jaringan Pengaman Sosial (JPS) manfaatnya begitu dirasakan.
Apalagi, tambah dia, bagi masyarakat yang tergolong dalam kategori kurang mampu. Terlebih di tengah situasi pandemi Covid 19 yang masih melanda Indonesia sampai sekarang ini.
"(Dampak bantuan sosial Jokowi) Sangat signifikan kalau saya secara akademik berbicaranya kan data ya," kata Djoenet ditulis Sabtu (4/6/2022).
Lebih lanjut dia menyebut, imbas dari hadirnya program bantuan sosial dari Jokowi juga mampu menekan angka kemiskinan di masyarakat. Hal demikian, menurut dia, merupakan sebuah kabar yang sangat positif.
"Kemiskinan sebelum pandemi kemudian pada saat pandemi dan setelah pandemi," sambung Djoenet.
Dia menuturkan salah satu perbedaan yang paling kentara dapat dilihat dari data jumlah masyarakat miskin khususnya antara periode di masa pandemi. Penurunan demikian begitu dirasakan masyarakat.
Menurut dia peran aktif JPS dapat terus dimanfaatkan untuk menurunkan angka kemiskinan. Pencapaian tersebut, kata dia dapat diraih lantaran pelaksanaan JPS tepat sasaran di masyarakat.
"Tapi kemudian diusahakan bantuan berbagai metode dan program termasuk JPS ini ada beberapa program. Faktanya adalah angka kemiskinannya turun," ucap Djoenet.
Baca Juga: Mensos Jelaskan Temuan BPK soal Indikasi Bansos Salah Sasaran Senilai Rp 6,9 Triliun
Data dari Badan Pusat Statistik mencatatkan persentase kemiskinan di Indonesia terus turun menjadi 9,71 persen pada September 2021. Itu artinya jumlah penduduk miskin yang sebelumnya mencapai 27,5 juta pada September 2020 sekarang ini telah menurun menjadi 26,5 juta jiwa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025