Suara.com - Kenaikan harga sejumlah komoditas saat ini terlihat dari indeks harga konsumen (IHK), sehingga permintaan masyarakat perlu dijaga.
"Harga komoditas memang masih di atas ya. Seperti kita lihat dari inflasi saja misalnya, inflasi pada Mei 2022 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) memang angkanya cukup besar," kata Kepala Pusat Makroekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman, Senin (6/6/2022).
Ia juga mengatakan, meski pada Mei 2022 angka inflasi atau indeks harga konsumen masih relatif lebih kecil yakni 0,40 persen, dibanding April yang mencapai 0,95 persen, namun hal itu menunjukkan bahwa untuk komoditas tertentu masih tinggi.
"Inflasinya ini menunjukkan bahwa masih terjadi inflasi meskipun angkanya turun. Artinya dari inflasi inti, volatile food, maupun administered pricesnya itu terjadi penurunan," ujar Rizal.
Secara tahunan, inflasi IHK Mei 2022 tercatat 3,55 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,47 persen (yoy).
Rizal menjelaskan, hal ini memperlihatkan harga barang dan jasa masih cukup tinggi secara tahunan. Hal itu dapat dilihat dari kenaikan beberapa harga komoditas pangan, di antaranya telur ayam, daging sapi, dan cabai merah, serta beberapa jenis beras.
"Artinya, harga barang dan jasa masih di atas besaran angka yang ditargetkan. Di mana tahun ini inflasi ditargetkan 3 persen," ujar Rizal dikutip dari Antara.
Dengan demikian, stabilisasi harga perlu dijaga melalui penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah agar inflasi berada pada tingkat sasaran makro ekonomi 2022 yaitu di angka 3 persen.
Menurut Rizal, terdapat beberapa skenario yang dapat dilakukan, misalnya pemerintah perlu mengidentifikasi penyebab turunnya inflasi inti di samping terjadinya naiknya inflasi kebutuhan pangan.
Baca Juga: Kaltim Inflasi 0,59 Persen, Kenaikan Tersebut Berasal dari Samarinda dan Balikpapan
"Untuk itu, permintaan masyarakat perlu dijaga dengan harga yang tidak volatile," tukas Rizal.
Hal tersebut, lanjut Rizal, juga perlu dukungan dari Bank Indonesia untuk menjaga target inflasi tahun ini tercapai dengan mengarahkan pada konsistensi kebijakan BI.
Sementara itu, seiring dengan menjaga permintaan tersebut, masyarakat juga diarahkan untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri.
Dalam hal ini, Rizal menyampaikan bahwa produk dalam negeri perlu berdaya saing dari segi harga, kualitas, maupun kuantitasnya.
"Jadi, untuk penggunaan produk dalam negeri, perlu diperhatikan juga bahwa produk dalam negeri harus mampu bersaing dengan produk impor, terutama dari sisi harga dan kualitas," tukas Rizal.
Berita Terkait
-
Telur dan Daging Ayam Pengaruhi Inflasi Batam Menjadi 0,79 Persen
-
Inflasi Bulan Mei 2022 Tertinggi sejak Desember 2017
-
Inflasi di Balikpapan Terjadi, Dipicu Kenaikan Harga Daging Ayam dan Tarif Angkutan Udara
-
Dua Produk Lokal Unjuk Gigi di Kancah Internasional
-
Kaltim Inflasi 0,59 Persen, Kenaikan Tersebut Berasal dari Samarinda dan Balikpapan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
Terkini
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
Tembus 2 Juta Pengguna, Tring! by Pegadaian Bukti Komitmen Digitalisasi Emas dan Inklusi Finansial
-
BCA Hadirkan Festival STEM di Sorong untuk Dorong Kreativitas Siswa dan Unggul Berdaya Saing
-
Total Harta Rp39 Miliar, Gaya Hidup Menkeu Purbaya Jadi Sorotan: Punya Motor 'Sejuta Umat'
-
Promo Superindo Hari Ini 18 November 2025: Banjir Diskon 50 Persen dan Harga Spesial!
-
Himbara Ramai-ramai Buyback, DPR Nilai itu Aksi yang Wajar
-
Pasar Kripto Goyang, Bitcoin Anjlok 30 Persen di Bawah USD90.000
-
Menkeu Purbaya Kembali Guyur Likuiditas Bank Himbara Rp76 Triliun
-
Tarif Listrik PLN per kWh Periode November Hingga Desember 2025
-
Hasil Pertemuan Empat Mata Prabowo - Dasco: Genjot Ekonomi 8 Persen