Suara.com - Belum lama lalu, aturan baru terkait pencairan dana JHT atau Jaminan Hari Tua yang hanya boleh dilakukan saat peserta menginjak umur 56 tahun sempat menuai polemik. Tak sedikit pihak merasa keberatan akibat adanya aturan tersebut. Namun, beberapa pihak lainnya mengungkapkan aturan tersebut selaras dengan manfaatnya untuk menjamin kebutuhan hidup di hari tua.
Bagi yang tidak setuju dengan aturan baru tersebut, tak sedikit yang memiliki ide untuk mengelola sendiri dana JHT. Hal tersebut sebenarnya bisa saja dilakukan melalui instrumen investasi serta pengelolaan yang tepat. Salah satunya, melalui reksa dana.
Bahkan, tak sedikit orang telah memanfaatkan instrumen investasi satu ini untuk menyiapkan dana JHT atau investasi berjangka panjang lainnya. Lalu, bagaimana tips mengelola dana JHT sendiri dengan memanfaatkan reksa dana? Berikut penjelasannya.
1. Pilih Jenis Reksa Dana dengan Potensi Imbal Hasil Tinggi
Saat berencana untuk mengumpulkan dana JHT, asumsi dasarnya adalah menyiapkan dana dengan jangka waktu selama paling tidak 20 tahun. Karena termasuk sebagai investasi jangka panjang, memilih reksa dana dengan potensi imbal hasil yang tinggi seperti memilih reksa dana saham tentu menjadi pilihan yang paling optimal.
Semakin lama durasi investasi pada reksa dana saham, peluang imbal hasil yang bisa didapatkan akan menjadi lebih besar. Satu hal yang terpenting adalah tetapkan niat untuk berinvestasi jangka panjang dan tak begitu mempedulikan fluktuasi jangka pendek. Dengan begitu, saat nilai investasi menurun, Anda tak akan terlalu mengambil pusing dan tetap mampu menanam modal secara rutin.
2. Tetap Lakukan Diversifikasi ke Jenis Reksa Dana Lain
Tergantung dari profil risiko dan jangka waktu investasi, Anda mungkin tetap perlu melakukan diversifikasi ke jenis reksa dana lain yang memiliki tingkat risiko lebih rendah. Beberapa contohnya adalah membagi sebagian dana investasi ke reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, atau campuran. Meski begitu, reksa dana saham tetap memiliki porsi investasi yang paling besar dengan menyesuaikan profil risiko.
Karena investasi berlangsung dalam jangka panjang, semakin besar porsi investasi di reksa dana saham, peluang imbal hasilnya akan lebih optimal. Terlebih saat menggunakan metode investasi dollar cost averaging atau rutin dilakukan setiap bulan, return investasi akan menjadi lebih maksimal.
Baca Juga: BNI Asset Management Terbitkan Reksa Dana Berbasis Indeks Obligasi
3. Selektif Memilih Produk Reksa Dana
Reksa dana adalah instrumen investasi yang pengelolaannya dilakukan oleh pihak lain, yaitu, Manajer Investasi. Agar mampu meraih untung optimal pastikan untuk selektif memilih produk reksa dana dan pertimbangkan berbagai hal, seperti kinerja historisnya selama 5 tahun belakangan, rerata imbal hasil yang didapatkan per tahun, dan sebagainya.
Jika imbal hasil yang bisa diberikan melebihi tingkat inflasi, hal ini bisa menjadi dasar pertimbangan yang positif untuk memilihnya. Tidak kalah pentingnya, pastikan juga kredibilitas Manajer Investasi dengan mencari tahu lama waktu operasionalnya, jumlah dana yang dikelola, dan kualitas kinerjanya secara umum. Jika dirasa menjanjikan dan terpercaya, maka tidak ada salahnya Anda menyiapkan dana JHT melalui reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi yang prudent.
4. Pelajari Cara Mengamati Pasar dan Membaca Perkembangan Portofolio
Pengelolaan dana JHT melalui reksa dana tidak akan maksimal jika Anda tidak mampu mengamati kondisi pasar dan membaca perkembangan portofolio investasi. Kedua hal tersebut merupakan kunci penting pada pengelolaan dana pensiun.
Sebagai contoh, 10 tahun lalu, perusahaan konsumen lebih digemari oleh investor karena berhubungan dengan kebutuhan primer masyarakat. Namun, beberapa tahun terakhir, perusahaan di bidang teknologi dan juga new economy menunjukkan tingkat perkembangan yang jauh lebih pesat. Karena adanya perubahan pada kondisi pasar inilah Anda perlu mengasah kemampuan mengamati pasar dan mengevaluasi perkembangan portofolio.
Berita Terkait
-
Kena PHK? Simak Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Melalui HP Berikut Ini
-
Aspek Diversifikasi Jadi Alasan Investor Pilih Investasi Reksa Dana Syariah
-
Pencairan Reksa Dana Kini Bisa Dalam Hitungan Detik
-
Reksa Dana Pendapatan Tetap Makara Prima Tawarkan Stabilitas dengan Penerapan Strategi Low Risk Underlying
-
Armand Widjaja dan Walter de Oude Bergabung ke Fintech Reksa Dana Moduit
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
Terkini
-
Litbang Kompas: Masyarakat Puas dengan Kinerja Kementan, Produksi Meningkat, Stok Beras Berlimpah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi pada Perdagangan Pekan Ini, Apa Pemicunya?
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya