Suara.com - Nilai dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang rival pada Selasa (28/6/2022) pagi atau akhir perdagangan Senin seiring ekspektasi inflasi yang melemah hingga mendorong dugaan prospek kenaikan suku bunga.
Prediksi sulit terkait kenaikan suku bunga yang agresif mendorong dolar naik ke level tertinggi hampir dua dekade di 105,79 awal bulan ini.
Namun demikian, sejumlah indikator data frekuensi menunjukkan momentum ekonomi yang cooling down dan penurunan harga-harga komoditas yang lebih luas, investor menjadi berhati-hati.
"Sulit bagi Wall Street untuk dengan percaya diri mengatakan ada titik terendah, jadi banyak pedagang masih mencari untuk memudarkan reli apa pun yang muncul," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.
Terhadap para pesaingnya, indeks dolar melemah 0,12 persen menjadi 103,9. Awal bulan ini, indeks dolar mencapai 105,79, tertinggi sejak akhir 2002.
Pasar berjangka memperkirakan para pedagang sekarang mengantisipasi suku bunga acuan Federal Reserve AS yang stabil di sekitar 3,5 persen dari Maret tahun depan, kemunduran dari perkiraan melonjak menjadi sekitar 4,0 persen pada 2023.
"Hari ini adalah hari konsolidasi," kata Kepala Strategi Pasar di Bannockburn Global Forex LLC.
"Saya pikir kami hanya menunggu lebih banyak data, dan data itu keluar pekan ini," tambahnya, menunjuk pada data yang diharapkan pada Jumat (1/7/2022) yang merinci harga konsumen di zona euro.
Sementara itu, euro didukung oleh ekspektasi keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) yang segera menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Baca Juga: Bank OCBC NISP Hadirkan Layanan China Desk
"Semua orang menantikan kenaikan suku bunga pertama yang akan kita dapatkan dari ECB, dan saya pikir risiko kenaikan dovish memudar," kata Moya.
Menguat 0,27 persen pada 1,0587 dolar, mata uang Euro memimpin kenaikan versus dolar karena forum tahunan Bank Sentral Eropa yang membahas tentang bank sentral di Sintra, Portugal.
Presiden ECB Christine Lagarde dan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menghadiri pertemuan tersebut. Pasar akan mengamati tanda-tanda pergerakan kebijakan di masa depan.
Mata uang komoditas berada di bawah tekanan pada Senin (27/6/2022) karena data menunjukkan keuntungan di perusahaan industri China menyusut lagi, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat pada Mei setelah penurunan tajam pada April.
Di tempat lain, rubel Rusia melemah di pasar antar bank karena Rusia menuju default atau gagal bayar pertama sejak revolusi Bolshevik seabad yang lalu.
Mata uang uang kripto tersandung, dengan uang kripto terbesar di dunia Bitcoin turun 1,7 persen diperdagangkan pada 20.810,34 dolar AS. Bitcoin jatuh ke level 17.588,88 dolar AS awal bulan ini.
Berita Terkait
-
Kurs Rupiah Masih Dibayangi Keputusan The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan
-
IHSG Dibuka Perkasa Menguat Hampir 10 Poin, Rupiah Tak Mau Kalah
-
Bank OCBC NISP Hadirkan Layanan China Desk
-
Kurs Rupiah Ditutup Menguat Efek Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga
-
5 Dampak Kenaikan Kurs Dolar AS: Harga Barang Impor Mahal, Ekspor Makin Murah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T