Suara.com - Harga minyak sedikit mengurangi kerugian dengan naik sekitar 2 persen pada perdagangan akhir pekan lalu, meski masih berada pada level penurunan mingguan.
Hal ini terjadi karena investor khawatir tentang potensi penurunan permintaan yang didorong oleh resesi bahkan ketika pasokan bahan bakar global tetap ketat.
Mengutip CNBC, Senin (11/7/2022) harga minyak mentah berjangka Brent naik USD2,37 atau 2,3 persen menjadi USD107,02 per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD2,06 atau 2 persen menetap di USD104,79 per barel.
Kedua benchmark diperdagangkan di wilayah negatif dan kemudian rebound dari posisi sesi terendah.
Brent membukukan penurunan mingguan sekitar 4,1 persen dan WTI kerugian 3,4 persen, menyusul penurunan bulanan pertama sejak November. Harga jatuh pada hari Selasa, ketika Brent terkoreksi USD10,73 yang adalah penurunan harian terbesar ketiga sejak mulai diperdagangkan pada tahun 1988.
Sementara itu bank-bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi, memicu kekhawatiran bahwa kenaikan biaya pinjaman dapat menghambat pertumbuhan. Sementara pengujian massal covid-19 di Shanghai minggu ini menyebabkan kekhawatiran tentang potensi penguncian yang juga dapat menekan permintaan minyak.
Sedangkan data non-farm payrolls AS menunjukkan lebih banyak pekerjaan dari perkiraan pada bulan Juni, tanda kekuatan pasar tenaga kerja yang terus-menerus yang memberikan amunisi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi bulan ini.
"Pasar minyak melihat laporan pekerjaan sebagai pedang bermata dua," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
Baca Juga: Pastikan Harga Migor Curah Di Rp 14.000/Liter, Wamendag: Kami Terus Pantau Pasar
"Jumlah pekerjaan positif dari perspektif permintaan. Di sisi bearish, pasar khawatir bahwa jika pasar tenaga kerja kuat, The Fed dapat lebih agresif dengan menaikkan suku bunga." Tambahn Phil.
Harga minyak melonjak selama paruh pertama 2022. Brent mendekati rekor tertinggi USD147 setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari, menambah kekhawatiran pasokan.
"Kekhawatiran ekonomi mungkin telah mengguncang harga minyak minggu ini, tetapi pasar masih memberikan sinyal bullish. Ini karena keterbatasan pasokan lebih cenderung meningkat dari titik ini daripada mereda," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
Larangan Barat terhadap ekspor minyak Rusia telah mendukung harga dan memicu pengalihan arus sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya berjuang untuk memenuhi janji peningkatan produksi.
Berita Terkait
-
Pastikan Harga Migor Curah Di Rp 14.000/Liter, Wamendag: Kami Terus Pantau Pasar
-
Harga Minyak Dunia Kembali Bangkit SetelahAnjlok Cukup Dalam
-
Holding BUMN Pangan ID FOOD Sediakan Pom Minyak Goreng di Pasar Tradional
-
Harga Minyak Dunia Terus Anjlok, Kini di Level Terendahnya Dalam 12 Pekan Terakhir
-
Minyak Goreng Curah Kini Hadir Dalam Bentuk Kemasan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun