Suara.com - Setelah bangkrutnya Sri Lanka, berbagai negara kini mulai menginjak gas berbenah dan membuat terobosan demi kembali bangkit dari krisis pandemi. Tapi apakah pandemi jadi satu-satunya penyebab kebangkrutan bagi sebuah negara?
Ancaman buruk resesi sedang dihadapi banyak negara. Hal ini juga mendasari mulai banyak negara yang bangkrut. Lalu, apa saja sebenarnya hal yang dapat mendasari bangkrutnya sebuah negara? Simak inilah 5 faktor penyebab sebuah negara dapat mengalami bangkrut.
1. Hutang negara
Hutang negara ini menjadi salah satu momok besar bagi Indonesia. Tahun 2022, Indonesia dilaporkan memiliki hutang negara sekitar Rp7.000 T. Angka yang cukup besar ini wajib diwaspadai dan ditekan agar tidak semakin membesar. Hutang negara ini sering dikaitkan dengan "bola salju". Jika sebuah negara terlalu sering dan memiliki hutang kepada negara lain, ancaman bangkrut sudah di depan mata.
2. Korupsi
Kita semua pasti pernah mendengar VOC Belanda bangkrut karena korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ternyata, bukan hanya sebuah organisasi atau bank saja yang dapat bangkrut karena korupsi. Sebuah negara saja bisa dinyatakan bangkrut apabila para pemangku jabatan negara tersebut melakukan korupsi. Biasanya, mereka dengan sengaja menggunakan anggaran anggaran besar agar "jejak" mereka sulit ditemukan oleh tim penyidik.
3. Inflasi
Tak hanya itu, inflasi yang terjadi di sebuah negara juga bisa menyebabkan negara tersebut menjadi bangkrut. Kenaikan harga di pasaran dan tidak sepadan dengan pendapatan masyarakat per kapita bisa membuat negara menghentikan subsidi untuk masyarakat dan mengalihkannya ke sektor yang lebih penting.
4. Kebijakan ekonomi yang salah
Baca Juga: Benarkah Indonesia Menuju Resesi? Ini 6 Fakta Sebenarnya
Sri Lanka merupakan negara dengan kebijakan ekonomi yang salah hingga menyebabkan kebangkrutan. Sri Lanka diketahui memang negara yang memberikan subsidi ke masyarakatnya dengan jumlah yang cukup besar. Namun pendapatan negara yang minus membuat negara ini sulit bertahan dan akhirnya diumumkan bangkrut.
5. Kegiatan ekspor impor tidak sehat
Permasalahan ekspor impor serta hubungan perekonomian dengan negara lain juga jadi salah satu faktor kebangkrutan negara. Kegiatan ini biasanya melibatkan banyak negara sehingga perusahaan harus bekerja keras demi menjalin kerjasama yang baik. Namun, kegiatan ini belum tentu menguntungkan bagi masyarakat karena biaya impor yang cukup mahal dan belum tentu memberikan benefit.
Kontributor : Dea Nabila
Tag
Berita Terkait
-
Benarkah Indonesia Menuju Resesi? Ini 6 Fakta Sebenarnya
-
Kasus Korupsi Replanting Tanaman Sawit, Kejati Sita Uang Rp13 Miliar
-
Soal Kasus Korupsi Bank BUMN, Begini Tanggapan PT ACR
-
Profil PT Istaka Karya, Sebelum Pailit Sempat Garap 4 Proyek Penting Ini
-
2 Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Jembatan Sicanang Ditahan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026