Suara.com - Harga minyak dunia turun pada perdagangan akhir pekan lalu di tengah melemahnya prospek permintaan global dan dimulainya kembali beberapa produksi minyak mentah Libya.
Mengutip CNBC, Senin (25/7/2022) minyak mentah berjangka Brent ditutup turun 0,64 persen pada harga USD103,20 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,71 persen menjadi USD94,70.
Ekonomi global tampaknya semakin cenderung menuju ke perlambatan yang serius, sama seperti bank sentral secara agresif membalikkan kebijakan moneter ultra-longgar yang diadopsi selama pandemi untuk mendukung pertumbuhan, data menunjukkan pada hari Jumat.
"Masalah ekonomi masih negatif, tetapi pasar masih kekurangan ketersediaan minyak dan itu berarti pembeli fisik akan ada di sana untuk mendukung pelemahan seiring ketidakpastian geopolitik," kata Stephen Innes, analis di SPI Asset Management.
Innes mengatakan investor mengantisipasi keputusan Federal Reserve AS minggu depan tentang suku bunga. Pejabat Fed telah mengindikasikan bahwa bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli.
"Sementara 75 bps ada di kartu, panduan akan menjadi penting dan setiap pelemahan dalam prospek kenaikan suku bunga akan bagus untuk pertumbuhan global," tambah Innes.
Sementara tanda-tanda melemahnya permintaan AS membebani harga minyak dan mengirim kontrak acuan turun sekitar 3 persen di sesi sebelumnya. Pasokan global yang ketat terus membuat pasar tetap kuat. Kekhawatiran pasokan sedikit mereda meskipun setelah Libya melanjutkan produksi di beberapa ladang minyak awal pekan ini.
"Produksi Libya pulih, tetapi dengan bentrokan di ibukota tidak ada yang tahu berapa lama pemulihan produksi akan berlangsung," kata Giovanni Staunovo, seorang analis di UBS.
Giovanni merujuk pada bentrokan antara faksi-faksi yang bersaing di Libya di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa kebuntuan politik dapat terjadi, memicu konflik baru. Staunovo juga mengatakan pasar akan melihat perkiraan target produksi awal OPEC minggu depan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok di Tengah Melimpahnya Stok AS
WTI telah terpukul selama dua sesi terakhir setelah data menunjukkan bahwa permintaan bensin AS telah turun hampir 8 persem dari tahun sebelumnya di tengah puncak musim mengemudi musim panas, terpukul oleh rekor harga di SPBU.
Sebaliknya, tanda-tanda permintaan yang kuat di Asia menopang benchmark Brent, menempatkannya di jalur untuk kenaikan mingguan pertama dalam enam minggu.
Permintaan di India untuk bensin dan bahan bakar sulingan naik ke rekor tertinggi pada bulan Juni, meskipun harga lebih tinggi, dengan total konsumsi produk olahan berjalan pada 18 persen lebih dari tahun lalu dan kilang India beroperasi tersibuk, kata analis RBC.
"Ini menandakan lebih dari pemulihan yang kuat dari tahun-tahun yang dilanda COVID," kata analis RBC Michael Tran dalam sebuah catatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai