Suara.com - Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan hari Rabu, setelah data pemerintah AS menunjukkan permintaan bensin yang lebih rendah selama puncak driving season dan kenaikan suku bunga oleh bank sentral untuk menjinakkan inflasi memicu kekhawatiran ekonomi bisa melambat, memotong permintaan energi.
Mengutip CNBC, Kamis (21/7/2022) harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September, patokan internasional, ditutup turun 43 sen menjadi USD106,92 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus, anjlok USD1,96 menjadi menetap di posisi USD102,26 per barel.
Kontrak tersebut berakhir pada Rabu. Kontrak WTI September yang lebih aktif ditutup melemah 86 sen menjadi USD99,88 per barel.
Harga memangkas kerugian selama sesi tersebut setelah TC Energy mengatakan jaringan pipa Keystone, salah satu arteri ekspor minyak utama Kanada, beroperasi pada tingkat yang lebih rendah untuk hari ketiga. Perbaikan berlanjut pada fasilitas listrik pihak ketiga di South Dakota, memicu kekhawatiran tentang pasokan yang lebih ketat.
Persediaan bensin Amerika meningkat 3,5 juta barel pekan lalu, data pemerintah menunjukkan, jauh melebihi perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 71.000 barel.
Produk bensin yang dipasok - proxy untuk permintaan - sekitar 8,5 juta barel per hari, atau 7,6 persen lebih rendah dari waktu yang sama tahun lalu, data menunjukkan.
"Bensin merupakan perhatian besar di sini," kata Robert Yawger, Direktur Mizuho.
Rakyat Amerika terpukul pada Juni karena harga BBM melesat ke rekor lebih dari USD5 per galon.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen Gara-gara Amerika
Persediaan minyak mentah Amerika turun 446.000 barel pekan lalu, menurut data pemerintah, dibandingkan ekspektasi analis untuk kenaikan 1,4 juta barel.
Harga minyak sangat fluktuatif, terjebak dalam tarik ulur antara kekhawatiran pasokan yang disebabkan sanksi Barat terhadap Rusia dan ketakutan bahwa perang melawan inflasi dapat melemahkan ekonomi global dan memangkas permintaan.
Jumat, open interest di bursa berjangka New York Mercantile Exchange jatuh ke level terendah sejak September 2015 karena kekhawatiran Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga membuat investor mengurangi eksposur terhadap aset berisiko.
Analis memperkirakan ketatnya pasokan minyak akan terus mendukung harga, sementara produksi shale-oil Amerika meningkat pada kecepatan yang moderat.
"Dengan sedikitnya ruang bagi OPEC Plus guna meningkatkan produksi, pasar minyak akan berjuang untuk menyeimbangkan dalam beberapa bulan mendatang, sehingga menopang harga," kata Stephen Brennock, analis PVM.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!