Suara.com - China Development Bank (CDB) yang terlibat dalam pendanaan proyek kereta cepat Jakarta – Bandung baru saja mewanti-wanti pemerintah Indonesia segera menutup pembengkakan biaya pembangunan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Meski hal ini mungkin dilakukan, ucapan Presiden Jokowi terkait tak gunakan APBN untuk proyek kereta cepat pernah dilontarkan pada 2015 lalu.
Awalnya pada 15 September 2015 saat perencanaan awal pembangunan presiden beserta jajaran berjanji tidak akan menggunakan sepeser pun dana dari rakyat di APBN untuk membiayai proyek konsorsium Indonesia – China tersebut.
"Kereta cepat tidak gunakan APBN. Kita serahkan BUMN untuk Business to Business (B to B). Pesan yang saya sampaikan kereta itu dihitung lagi," ujar Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet pada 15 September 2015.
Ucapan itu kemudian dilegalkan dalam Perperes Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Saat itu, pemerintah menghitung bahwa nilai proyek kereta cepat paling mentok adalah Rp80 triliun, atau tidak membengkak seperti yang terjadi hari ini.
Namun, enam tahun kemudian Jokowi justru meneken peraturan baru yang memperbolehkan penggunaan APBN untuk mendanai kereta cepat.
Penandatanganan Perperes Nomor 93 Tahun 2021 resmi menggantikan peraturan sebelumnya. Peraturan baru ini merevisi pasal 4 yang sekarang berbunyi proyek kereta cepat Jakarta – Bandung kini diizinkan untuk didanai APBN.
Catatan terbaru menunjukkan proyek kereta cepat diperkirakan bisa mengalami pembengkakan biaya USD 1,17 – USD 1,9 miliar jika pembangunannya selesai pada November 2022 mendatang.
Dengan pembengkakan biaya itu, total gelontoran dana yang semula hanya berada di kisaran USD 5,5 miliar bisa membengkak hingga USD 7,9 miliar. Padahal semula kereta cepat ditargetkan bisa selesai hanya dengan anggaran USD 5,5 miliar.
Baca Juga: 9 Potret Dita SECRET NUMBER Sambut Presiden Jokowi di Korea Selatan, Gunakan Kebaya dan Bahasa Jawa
Anggaran pertama ini adalah estimasi jika pembangunan kereta cepat rampung pada 2019. Sementara biaya terakhir adalah estimasi jika proyek tersebut selesai pada 2022.
Proyek yang tak kunjung selesai itu sebelumnya juga dua kali mengalami pembengkakan biaya sepanjang 2020 – 2021 yakni menjadi USD 5,8 miliar dan USD 6,07 miliar.
Pembengkakan yang terus terjadi ini membuat CBD memaksa pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan cost overrun atau pembiayaan yang jauh di atas perencanaan awal.
Padahal jika sudah selesai kereta cepat bisa menempuh jarak Jakarta – Bandung hanya dalam waktu 36 menit dengan jarak sekitar 142 kilometer. Kereta cepat akan menghubungkan empat stasiun yakni Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, Karawang, Walini dan Tegalluar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-baik, Menkeu Sri Mulyani Emoh Jumawa
-
Erick Thohir Unggah Foto Selfie Bareng Presiden Jokowi dan Shin Tae-yong, Netizen Singgung Training Center
-
Cari Capres yang Bisa Lanjutkan Legacy Jokowi, KIB Bakal Pasangkan Airlangga - Zulhas atau Airlangga - Erick Thohir?
-
Setelah Ngaku Sakit, Polisi Ungkap Alasan Tak Jebloskan Roy Suryo ke Penjara
-
9 Potret Dita SECRET NUMBER Sambut Presiden Jokowi di Korea Selatan, Gunakan Kebaya dan Bahasa Jawa
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah Agar Tidak Over Budget
-
Perbedaan Rumah Subsidi dan Rumah Komersil, Ternyata Beda Banget
-
Mantan Eks Stafsus Jokowi Arif Budimanta Meninggal Dunia
-
OKX Cetak Rekor, Kelola Aset Kripto Rp540 T, Geser Posisi Binance Jadi Exchange Terbesar Kedua
-
Diaspora Prihatin! Warga Negara di Luar Negeri Desak Pemerintah Perbaiki Demokrasi
-
Bukan Cuma Slogan! UMKM Terbukti 'Penyelamat' Ekonomi RI
-
Bos BJBR Turun Gunung Layani Nasabah
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Ambang Batas Penghasilan Tak Kena Pajak Perlu Dinaikkan, Obati Daya Beli Menurun
-
Saldo DANA Kaget: Tersedia 3 Link, Berkesempatan dapat Rp249 Ribu Akhir Pekan Ini!