Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui, jika saat ini kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja.
Lantaran itu, ia mengaku tidak ingin jumawa melihat kondisi tersebut jika membandingkan dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
"Kemarin, kami di Kemenkeu sampaikan bahwa APBN sampai Juni surplus. Kami tidak jumawa. Kami tahu situasi (global) masih akan cair dan dinamis," kata Sri Mulyani dalam acara seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang digelar secara virtual, Jumat (29/7/2022).
Pernyataan yang dikatakan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memang benar, jika dilihat kinerja ekonomi dalam negeri lewat perspektif APBN kondisi ekonomi nasional terbilang cukup baik.
Sampai 6 bulan pertama tahun ini APBN mencatatkan surplus sebesar Rp73,6 triliun. Besaran surplus itu setara dengan 0,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Surplus APBN hingga akhir Juni 2022 terbilang sangat baik jika dibandingkan akhir Juni 2021 yang tercatat defisit Rp283,1 triliun. Surplus itu ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh signfikan dibandingkan belanja negara.
Penerimaan negara yang tumbuh signifikan meliputi, penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp1.035,9 triliun atau tumbuh 52,3 persen (yoy).
Adapun komponen penerimaan perpajakan terdiri atas penerimaan pajak Rp868,3 triliun atau tumbuh 55,7 persen (yoy) serta kepabeanan dan cukai Rp167,6 triliun dengan pertumbuhan 37,2 persen (yoy). Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasinya Rp281 triliun dengan pertumbuhan 35,8 persen (yoy).
Sementara belanja negara tercatat mencapai Rp1.243,6 triliun atau tumbuh 6,3 persen (yoy). Adapun realisasi itu setara 40 persen dari pagu anggaran belanja negara yang sebesar Rp2.714, 2 triliun.
Baca Juga: Inflasi AS Tertinggi dalam 40 Tahun, Menkeu Khawatir Ekspor dan Harga Komoditas Anjlok
Dengan adanya surplus maka pembiayaan utang mengalami penurunan. Hingga akhir Juni 2022, pembiayaan utang baru sebesar Rp153,5 triliun atau turun 63,5 persen (yoy) dibandingkan periode sama di 2021 yang mencapai Rp421,1 triliun.
Sehingga indikator positif APBN disepanjang semester I-2022 akan menjadi hal yang baik bagi pemerintah untuk menghadapi semester II-2022, dikarenakan lingkungan global yang masih bergejolak dan berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Airlangga Dorong Semua Orang Punya Rekening Bank, Biar Dapat Bansos
-
Bahlil Akui Bahas Tambang dengan Muhammadiyah: Sedikit Saja
-
Kinerja Kementan Bikin Publik Optimis Pangan Nasional Aman, Swasembada di Depan Mata
-
Litbang Kompas: Masyarakat Puas dengan Kinerja Kementan, Produksi Meningkat, Stok Beras Berlimpah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi pada Perdagangan Pekan Ini, Apa Pemicunya?
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025