Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta para kepala daerah jangan hanya prihatin melihat rakyat tengah kesusahan akibat kenaikan harga pangan. Justru, kepala daerah bisa bertindak untuk menurunkan harga pangan lewat operasi pasar.
Pasalnya, jika kenaikan harga pangan dibiarkan begitu saja, maka bisa membuat inflasi pangan terus mengalami kenaikan. Imbasnya, kesejahteraan masyarakat akan menurun, karena keterbatasan untuk membeli bahan pangan.
"Kalau melihat rakyat kasihan jangan lihat mereka menyenggol diri, mari kita segera operasi pasar, agar harga cabai, bawang dan juga telur, daging, minyak, bisa turun dan moga-moga nggak naik lagi," ujar Perry dalam launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Rabu (10/8/2022).
Dia mengungkapkan, saat ini inflasi pangan di Indonesia sangat tinggi. Data Badan Pusat Statistik, inflasi pangan pada Juli 2022 tercatat sebesar 11,47%.
Menurut Perry seharusnya, inflasi pangan bisa terjaga di 5% atau paling tinggi 6%. Karena, jika inflasi pangan naik, maka imbasnya pada kesejahteraan rakyat dan daya beli yang turun.
"Jadi inflasi ini seperti layaknya kita terus menegakkan kemerdekaan, mensejahterakan rakyat, jangan sampai daya beli masyarakat turun karena inflasinya 11,47%. Kita harus turunkan paling tinggi 6%, ini bukan masalah ekonomi, ini masalah sosial, bukan karena kita, tapi karena global," ucap dia.
Saat ini, tutur Perry, pemerintah pusat tengah melakukan koordinasi agar para kepala daerah bisa menggunakan dana APBD untuk kepentingan operasi pasar.
"Karena ini ada masalah hukum yang para bupati takut menggunakan dana untuk operasi pasar," kata dia.
Perry juga mengingatkan, kepada kepala daerah bahwa inflasi pangan itu merupakan masalah sosial, di mana setiap masyarakat pasti membutuhkan pangan setiap waktu.
Baca Juga: Harga Pangan Dunia Turun, Ekspor Biji-bijian dari Ukraina Sudai Dimulai kembali
"Ingat inflasi pangan, masalah perut, masalah rakyat, dan itu langsung ke sejahtera, ini bukan masalah ekonomi juga, masalah sosial juga, nanti oktober dan seterusnya mohon tolong jangan ada masalah politik," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
Terkini
-
Pabrik VinFast Subang Digeruduk Massa Sehari Usai Diresmikan, Minta 'Jatah' Lokal
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Investor ADRO Dapat Jatah Dividen Rp 4 Triliun, Kapan Mulai Cair?
-
Apa Itu e-Kinerja BKN? Ini Cara Akses dan Fungsinya dalam Pembuatan SKP
-
Panduan Daftar NPWP Online 2025 Lewat Coretax
-
Trump Berulah! AS Blokade Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Meroket Tajam
-
BRI Tebar Dividen Interim Rp137 per Saham, Cek Jadwal Terbaru Pasca Update
-
Harga Pangan 18 Desember: Beras, Bawang, Cabai, Daging Ayam dan Migor Turun
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
BI: Ekonomi Indonesia Bisa Tertekan Imbas Bencana Aceh-Sumatra