Suara.com - Sinyal kenaikan harga pertalite dalam waktu dekat makin menguat menyusul keterbatasan kuota BBM bersubsidi. Namun, benarkah Pertalite naik jadi Rp10.000?
Harga baru Pertalite memang belum diumumkan. Namun, pemerintah sudah memastikan tak bisa lagi menambah kuota BBM bersubsidi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Anggaran Said Abdullah.
Dengan demikian, pilihan yang bisa dilakukan adalah menaikkan harga energi subisidi, termasuk Pertalite, Solar, dan LPG 3 kg, dengan tetap mempertimbangkan daya beli kelas menangah-miskin.
Terlebih, ada gap yang sangat besar antara harga BBM bersubsidi dan non-subsidi. Sebagai contoh, pertamax sebagai BBM non-subsidi dijual Rp12.500 per liter. Namun, pertalite sebagai BBM bersubsidi hanya dipatok Rp7.650.
Sebelumnya, pemerintah dan DPR menambah anggaran subsidi hingga menjadi Rp502 triliun pada 2022. Sayangnya, jumlah tersebut tidak mampu menutupi kenaikan harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar rupiah. Saat ini harga minyak dunia sudah berada di atas USD 106.7 per barel, jauh di atas perkiraan pemerintah yang hanya USD 90 per barel.
Faktor lainnya adalah banyaknya masyarakat yang beralih dari penggunaan pertamax ke pertalite. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mengemukakan penyaluran Pertalite per Juli 2022 telah mencapai 15,9 juta kilo liter (KL) atau 69% dari batas kuota maksimal 23,5 juta KL.
Perkiraan BPH Migas jika konsumsi Pertalite naik 10% maka jumlah Pertalite yang dibutuhkan adalah 25 juta kilo liter. Jika naiknya 20% maka kebutuhannya mencapai 28 juta kilo liter.
Jumlah ini jauh di atas ketersediaan pertalite yang dialokasikan. Kasus yang sama juga terjadi pada BBM jenis solar. Hingga Juli 2022 kemarin penyaluran solar telah mencapai 8,3 juta KL atau 60% dari total kapasitas 14,91 juta KL per tahun.
Untuk mengatasinya, pemerintah meneken aturan yang dengan tegas melarang kendaraan jenis tertentu untuk membeli BBM bersubsidi mulai 1 September 2022 mendatang.
Baca Juga: Udah Tau Kalian, Pemerintah Masih Bahas Rencana Kenaikan Harga Pertalite
Mobil-mobil tersebut adalah mobil dengan kapasitas 1.500 cc ke atas seperti pernah diumumkan BPH Migas sejak dua bulan lalu. Peraturan yang sama juga berlaku untuk sepeda motor dengan kapasitas 250 cc ke atas.
Jika merujuk pada kapasitas maksimal tersebut, jenis-jenis mobil yang tak boleh membeli Pertalite adalah jenis BMW M2, Fortuner, dan Ferarri. Kemudian dari kategori mobil mewah antara lain adalah Mitsubishi Expander, KIA Sonet, Lamborghini, dan Daihatsu Terios varian tertinggi. Kategori mobil mewah diambil dari mobil-mobil dengan harga di atas Rp250 juta.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Pemerintah Klaim Harga BBM di Indonesia Lebih Murah di Banding Berbagai Negara ASEAN
-
Pemerintah Masih Mendata Warga yang Berhak Gunakan BBM Bersubsidi
-
Harga BBM Mau Naik Nih! Lagi Dihitung Ulang Pemerintah
-
Menko Airlangga Hartarto Sebut Harga Pertalite Seharusnya Rp13.150 per Liter
-
Udah Tau Kalian, Pemerintah Masih Bahas Rencana Kenaikan Harga Pertalite
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini