Suara.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) menanggapi pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengingatkan masyarakat bahwa mie Instan akan mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat. Dia menilai pernyataan itu hanya sebuah semangat.
Mendag Zulhas menjelaskan, Mentan hanya bermaksud agar masyarakat tidak hanya bergantung pada mie instan. Karena, dia bilang, banyak bahan makanan yang bisa dikonsumsi masyarakat selain mie.
"Itu kan mentan beri semangat jangan terigu terus kan kita punya makanan ketela, makanan singkong, kita punya sagu," ujarnya selepas sidak di Pasar Tomang, Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Namun demikian, Mendag Zulhas mengakui, harga tepung terigu sebagai bahan baku mie instan akhir ini alami kenaikan. Akan tetapi, dia memastikan kenaikan harga tersebut tidak akan berlangsung lama.
"Terigu akhir-akhir ini naik sedikit, tapi mudah-mudahan September-Oktober turun," tegas dia.
Sebelumnya, sudah disebutkan bahwa mie Instan akan mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian.
Adapun alasan harga mie instan naik karena dampak perang Rusia-Ukraina. Sedangkan Indonesia masih ketergantungan atas impor komoditas dari kedua negara tersebut (Rusia dan Ukraina).
"Belum selesai dengan climate change kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," tutur Syahrul Yasin Limpo melalui webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, pada Senin (8/8/2022).
Diketahui gandum yang merupakan bahwa bahan baku pembuatan mie instan Indonesia berasal dari Rusia dan Ukraina. Karena kedua negara tersebut sedang terlibat perang, hingga menyebabkan kegiatan impor terhambat.
Baca Juga: Jawaban Prabowo Terkait Dukungan Zulhas agar Sandiaga Uno Maju di Pilpres 2024
Dampak perang Rusia-Ukraina ini menyebabkan pasokan gandum jadi berkurang. Sedangkan gandum adalah bahan baku utama pembuatan mie instan. Karena ini, akhirnya berimbas pada harga gandum yang mengalami kenaikan di pasar internasional. Karena harga gandum ini naik, imbasnya harga mie instan juga naik.
"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ucap Syahrul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Soroti Listrik di Daerah 3T, Bahlil: Nasionalisme Masyarakat Jangan Berkurang!
-
Anak Menteri Keuangan Viral Lagi Usai Memprediksi Krisis Ekonomi Global: Siapkan Bitcoin dan Emas!
-
Purbaya Wanti-wanti Himbara Soal Penyaluran Dana Rp200 T: Jangan ke Konglomerat!
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
Bahlil Salurkan Listrik dan Resmikan PLTMH di 3 Wilayah
-
Telin, SDEC, dan ITCO Niaga Perkuat Kolaborasi Regional untuk Pengembangan Sistem Kabel Laut ICE II
-
CEK FAKTA: Jokowi Buat Natuna Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat China
-
Emiten Keluarga Kalla Grup BUKK Raup Laba Bersih Rp 619,42 Miliar di Kuartal III-2025
-
Menkeu Purbaya Yakin IHSG 9.000 Akhir 2025, 10 Tahun Lagi 32.000
-
BP Taskin Apresiasi Program CSR Harita Nickel di Pulau Obi: Dukung Kemandirian Ekonomi