Suara.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui Program Agrosolution kembali berhasil tingkatkan produktivitas pertanian masyarakat, khususnya komoditas kentang di Kabupaten Malang Jawa Timur.
Program ini menggandeng Kelompok Tani Gemah Ripah II Desa Ngantru Kecamatan Ngantang, dengan hasil rata-rata mencapai 33,9 ton per Hektare (Ha). Keberhasilan tersebut ditandai panen raya oleh Manajemen Pupuk Kaltim bersama Pemkab Malang dan HKTI Jawa Timur.
SEVP Bussines Support Pupuk Kaltim Meizar Effendi, mengungkapkan panen raya program Agrosolution di Desa Ngantru ini kali kedua program pendampingan yang dilakukan Pupuk Kaltim bagi petani setempat, yang diawali pada 2021 lalu dengan hasil rata-rata 19 ton/Ha dari sebelumnya 15 ton/Ha.
Keberhasilan program tahap pertama itu pun menunjukkan kenaikan produktivitas pertanian sebesar 25 persen, yang melibatkan 110 petani dengan total lahan 124,5 Ha.
"Program Agrosolution kembali dilanjutkan tahun ini dan hasilnya pun jauh lebih signifikan sebesar 33,9 ton, atau dua kali lipat dari pendampingan sebelumnya. Ini sebuah pencapaian yang sangat baik, sekaligus membuktikan petani mampu produktif dalam mengoptimalkan lahan garapan," ujar Meizar.
Dijelaskan Meizar, program Agrosolution merupakan upaya Pemerintah bersama BUMN untuk memberikan pendampingan kepada petani, guna meningkatkan produktivitas hasil serta pendapatan petani melalui penggunaan input pertanian nonsubsidi.
Program ini terbukti mampu mendorong produktivitas hasil pertanian seperti padi, kakao, kelapa sawit, tebu dan jagung di berbagai daerah, yang turut dibarengi naiknya keuntungan petani.
"Begitu juga panen kali ini, bisa dihitung potensi pendapatan petani. Jika satu Kilogram (Kg) kentang diharga Rp7.700,- maka didapati Rp261 juta untuk 33,9 ton hasil. Dikurangi modal Rp90 juta, maka keuntungan petani mencapai Rp170 juta. Inilah salah satu upaya Pupuk Kaltim untuk mendorong produktivitas pertanian sekaligus kesejahteraan petani di Indonesia," papar Meizar.
Pada kesempatan itu, turut diresmikan Kampung Agrosolusi Pelangi di Desa Ngantru, yang dikonsep sebagai area percontohan pertanian kentang di Kabupaten Malang. Melalui gagasan ini, kelompok tani dari berbagai wilayah lain di Jawa Timur dapat belajar untuk pengembangan produktivitas kentang, sekaligus bergabung dalam program Agrosolution.
Meizar pun berharap seluruh stakeholder terkait terus memberikan dukungan pada program ini, sehingga produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani semakin meningkat dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
"Selain meningkatkan kesejahteraan petani, program Agrosolution juga digagas untuk menciptakan petani mandiri agar kedepan tidak lagi tergantung pada pupuk subsidi," tandas Meizar.
Asisten 2 Pemkab Malang Nurcahyo, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim melalui sinergi BUMN pada program Agrosolution, hingga produktivitas pertanian kentang sebagai salah satu komoditas andalan Kabupaten Malang mampu mencapai hasil yang lebih signifikan.
Dirinya menilai, program ini menjadi salah satu upaya strategis untuk mengonversi pemakaian pupuk subsidi ke nonsubsidi, melalui pendampingan intensif budidaya pertanian secara terintegrasi.
"Dari program ini diharap penerapan teknologi pertanian melalui agri input nonsubsidi makin dipahami oleh para petani, sehingga potensi hasil bisa terus ditingkatkan," ujar Nurcahyo.
Melihat tingginya produktivitas, Nurcahyo pun mengimbau petani kentang untuk terus meningkatkan pencapaian target komoditas agar lebih maksimal, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Hal ini melihat potensi pemasaran kentang yang terus berkembang, sehingga proses pertanian dari hulu hingga hilir bisa terimplementasi secara berkelanjutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi