Suara.com - Harga minyak dunia rebound sekitar USD2 pada perdagangan hari Selasa, dengan bangkit dari level terendah sembilan bulan sehari sebelumnya.
Kenaikan ini didukung pembatasan pasokan di Teluk Meksiko menjelang Badai Ian dan dolar AS tergelincir dari tingkat terkuatnya dalam dua dekade.
Mengutip CNBC, Rabu (28/9/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD2,21 atau 2,6 persen menjadi USD86,27 per barel. Pada sesi Senin, harga jatuh ke posisi USD83,65, level terendah sejak Januari.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menetap di posisi USD78,50 per barel, melejit USD1,79, atau 2 persen.
Harga mendapatkan dukungan dari ekspektasi analis untuk kemungkinan pemotongan pasokan dari Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya (OPEC +), yang akan bertemu guna menetapkan kebijakan pada 5 Oktober.
Produsen minyak lepas pantai Amerika mengatakan mereka mengawasi jalur Badai Ian saat badai kuat itu menutup sekitar 11 persen dari produksi minyak di Teluk Meksiko AS ketika meluncur menuju Florida.
Direktur Mizuho di New York mengatakan penutupan itu mungkin hanya memberikan penangguhan hukuman sementara bagi harga minyak.
"Minyak akan segera kembali, saya membayangkan," kata Yawger.
Dia menambahkan bahwa ada kemungkinan kecil badai akan mengubah jalur dan memaksa lebih banyak penutupan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Turun, BBM Kenapa Mahal?
Setelah menghentikan beberapa produksi minyak mentah lepas pantai, BP Plc mengatakan badai itu tidak menimbulkan ancaman bagi aset Teluk Meksiko dan perusahaan memindahkan pekerja ke platform minyak.
Harga minyak mentah melonjak setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, dengan Brent pada periode Maret mendekati level tertinggi sepanjang masa di USD147.
Baru-baru ini, kekhawatiran tentang resesi, suku bunga tinggi dan penguatan dolar membebani harga minyak.
"Minyak saat ini berada di bawah pengaruh kekuatan finansial," kata Tamas Varga, analis PVM.
Dolar AS, yang turun dari level tertinggi 20 tahun, juga membantu mendukung minyak. Dolar yang kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Kejatuhan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan spekulasi bahwa OPEC Plus bakal melakukan intervensi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Satgas PKH Rampas Tambang Ilegal Terafiliasi Kiki Barki, Aktivis Malut Tunggu Giliran PT Position
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun
-
Melalui Trade Expo Indonesia 2025, Telkom Dukung UMKM Binaan Tembus Pasar Global
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian
-
NeutraDC Nxera Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center Berbasis AI dari TelkomGroup
-
Satgas PKH Ambil Alih Sejumlah Tambang Ilegal, Termasuk Milik Taipan Kiki Barki