Suara.com - Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengaku senang mempunyai Presiden seperti Joko Widodo (Jokowi) yang tegas meminta pemerintah berhati-hati dalam menggunakan APBN.
“Kalau punya Presiden seperti Pak Jokowi tadi dimana Menkeu diminta berhati-hati (dalam menggunakan APBN), kita senang,” katanya dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook, Kamis (29/9/2022).
Sebagaimana disampaikan Jokowi sebelumnya, Menkeu diminta agar APBN dieman-eman atau dijaga dengan hati-hati serta harus produktif dan memunculkan return yang jelas.
Hal tersebut harus dilakukan Sri Mulyani karena hampir seluruh negara saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang lemah, bahkan terkontraksi hingga diperkirakan resesi pada tahun depan.
Menkeu menyebut, pesan Presiden Joko Widodo sangat relevan dengan pemerintah yang sedang berupaya mengoptimalisasi belanja pada kuartal IV tahun 2022.
Saat ini kata Sri Mulyani, mayoritas pemerintah baik daerah dan pusat sampai membelanjakan anggaran di bawah 60 persen sehingga masih terdapat sisa sebesar 40 persen dari pagu yang harus dikebut hingga akhir tahun ini.
Menkeu mengakui, kecepatan belanja pemerintah pusat dan daerah masih perlu diperbaiki mengingat sisa pagu yang harus dibelanjakan hingga kini masih tinggi yaitu mencapai sekitar Rp1.770 triliun.
Anggaran belanja sebesar Rp1.770 triliun tersebut meliputi sebesar Rp970 triliun oleh pemerintah pusat dan Rp800 triliun oleh pemerintah daerah.
“Jadi you can imagine, 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah akan terkonsentrasi pada tiga bulan terakhir,” ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Duna Diguncang Resesi, Sri Mulyani Pastikan Daya Tahan Ekonomi Indonesia Sangat Kuat
Menurut Sri Mulyani, pesan Presiden Jokowi akan menjadi benteng jika terdapat permintaan anggaran untuk belanja macam-macam atau tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kalau nanti ada yang minta belanja macam-macam, kita bilang tadi Pak Presiden suruh hati-hati. Jadi itu membuat kita bisa melihat secara jauh lebih baik,” pungkas Menkeu Sri Mulyani.
Berita Terkait
-
Mencari Aset yang Aman Saat Resesi Ekonomi Menghantam
-
Alasan Kenaikan Suku Bunga Acuan Jadi Penyebab Krisis Ekonomi Dunia
-
Nekat Terobos Paspampres, Aksi Bocah Penjual Telur Rebus Ini Viral saat Tawari Dagangannya ke Jokowi
-
Terkait Impor Aspal, Jokowi: Ini Kesalahan yang Harus Dihentikan
-
Duna Diguncang Resesi, Sri Mulyani Pastikan Daya Tahan Ekonomi Indonesia Sangat Kuat
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan
-
Padahal Labanya Melonjak 44 Persen, Tapi Saham Perusahaan Haji Isam JARR Melempem
-
Beda Syarat KPR Mandiri dan KPR BNI
-
BRI Peduli Salurkan CSR untuk Renovasi Masjid di Pandeglang
-
Menkeu Purbaya Mau Tindak Pakaian Bekas Impor Ilegal, Saleh Husin: Ayo Gas Terus!
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
OJK Targetkan 93 Persen Masyarakat Indonesia Melek Keuangan, Ini Caranya