Suara.com - Konferensi akbar Investor Daily Summit (IDS) akan digelar di Jakarta Convention Center pada 11-12 Oktober 2022. Gelaran IDS tahun ini berskala internasional, yang akan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain Jokowi, tujuh menteri serta pejabat setingkat menteri, dan juga lebih dari 50 pembicara yang terdiri dari pembicara-pembicara internasional, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta akan hadir dalam agenda tersebut.
Executive Chairman Beritasatu Media Holdings Enggartiasto Lukita mengatakan, Investor Daily Summit 2022 mengusung tema 'Optimism in Uncertainty' atau Optimisme dalam Ketidakpastian.
"IDS 2022 memungkinkan para pemangku kepentingan untuk duduk bersama dan bertukar pikiran mengenai langkah-langkah Indonesia ke depan, dikala ketidakpastian ekonomi global," kata Enggar dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (3/10/2022).
Enggar mengatakan, ada tiga pilar utama yang akan menjadi fokus pada tahun ini.
"Pertama, isu digital, bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk transformasi dan berkontribusi terhadap pertumbuhan alternatif," katanya
Kedua, isu resources yang fokus kepada hilirisasi produk-produk komoditas sehingga dapat memaksimalkan nilai tambah. Ketiga, isu services, bagaimana potensi sektor jasa menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia kedepannya.
Investor Daily Summit 2022 digelar dengan sejumlah tujuan. Yaitu menampilkan peluang-peluang investasi di Indonesia sebagai ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia-Pasifik dan pasar terbesar di Asia Tenggara; mematangkan kerangka regulasi, iklim sosial-politik, wawasan sektoral, dan kepemimpinan pemikiran para pemangku kepentingan di Indonesia
Selain itu membentuk forum yang menyatukan para pemimpin lembaga pemerintahan pusat dan daerah, pemimpin industri, pengusaha, dan investor serta menyoroti potensi dan tren ekonomi dan bisnis terbaru di kawasan.
Baca Juga: Selain PMN Tunai, Hutama Karya Diusulkan Dapat PMN Non Tunai
Ada beberapa sasaran strategis dari Investor Daily Summit 2022. Pertama, teridentifikasinya masalah-masalah spesifik di berbagai industri untuk menjadi panduan tindaklanjut (rencana aksi) bagi para pemangku kepentingan. Kedua, teridentifikasinya peluang bisnis dan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam konteks global.
"Sasaran ketiga adalah terjadinya interaksi antara pemangku kepentingan bisnis di Indonesia Keempat, lahirnya kompilasi rekomendasi sebagai masukkan untuk memperkuat tata kelola perekonomian Indonesia, khususnya investasi yang tangguh dan berkelanjutan," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Daftar Saham yang Cuan Pagi Ini
-
Kilang Minyak Dumai Pertamina Kebakaran, Operasional Terganggu?
-
Alasan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau di 2026
-
Waduh, Fenomena Galbay di Pinjol Picu Perceraian Pasutri
-
Bank Indonesia Bakal Evaluasi Skema Bagi Beban dengan Pemerintah, Buat Biayai Program Prabowo
-
Shutdown AS Diabaikan, IHSG 'Pertahankan'Level 8.000 di Tengah Tekanan Jual Asing