Suara.com - Harga minyak dunia anjlok hampir 2 persen pada perdagangan Senin (10/10/2022), setelah mencetak kenaikan lima sesi beruntun.
Pelemahan ini disebabkan karena investor khawatir bahwa badai ekonomi dapat menandakan resesi global dan mengikis permintaan bahan bakar.
Mengutip CNBC, Selasa (11/10/2022), minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD1,73 atau 1,8 persen menjadi USD96,19 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menetap di posisi USD91,13 per barel, kehilangan USD1,51, atau 1,6 persen.
Kedua tolok ukur itu menguat selama minggu sebelumnya sebagian besar karena ekspektasi pengetatan pasokan global.
Harga minyak jatuh di tengah komentar dari pejabat Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga dan pengaruhnya terhadap perekonomian.
Wakil Ketua Fed Lael Brainard mengatakan ekonomi mulai merasakan kebijakan moneter yang lebih ketat, tetapi beban penuh dari kenaikan suku bunga bank sentral tidak akan terlihat selama berbulan-bulan.
Komentar Brainard mengikuti pernyataan Presiden Fed Chicago, Charles Evans, bahwa ada konsensus kuat di tubuh The Fed untuk menaikkan target kebijakan suku bunga menjadi sekitar 4,5 persen pada Maret dan mempertahankannya di sana.
"Ada lebih banyak malapetaka dan kesuraman dari orang-orang itu dan apa yang akan mereka lakukan terhadap ekonomi, karena mereka tidak begitu yakin bahwa mereka bisa mengendalikan inflasi, dan itulah sentimen makro yang membebani minyak," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Baca Juga: Arab Saudi Bantah Tuduhan Kolusi dengan Rusia Terkait Harga Minyak, Joe Biden Ngambek
Harga minyak juga tertekan di bawah penguatan dolar AS, yang naik untuk sesi keempat. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli non-Amerika.
Prospek pengetatan pasokan minyak OPEC Plus membatasi penurunan harga. Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, pekan lalu memutuskan untuk menurunkan target output mereka sebesar 2 juta barel per hari.
Tetapi tanda-tanda bahwa pemimpin de facto kartel itu, Arab Saudi, akan terus melayani pelanggan Asia pada tingkat penuh menurunkan ekspektasi dampak pemotongan tersebut.
Saudi Aramco menginformasikan setidaknya tujuh pelanggan di Asia bahwa mereka akan menerima volume kontrak penuh minyak mentah pada November menjelang puncak musim dingin, beberapa narasumber mengatakan.
"Keputusan OPEC Plus tidak akan berdampak terlalu kuat terhadap pasokan pasar minyak karena pengurangan output aktual akan lebih kecil," kata Fitch Ratings.
Brent dan WTI membukukan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Maret setelah pengurangan tersebut diumumkan. Namun, pemotongan tersebut memicu kesibukan aktivitas di pasar opsi - tetapi dengan lebih banyak spekulan Amerika memilih sikap bearish, data dari CME Group menunjukkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
CIMB Niaga Sekuritas Kedatangan Bos Baru, Ini Daftar Jajaran Direksi Teranyar
-
Eri Budiono Lapor: Bank Neo Kempit Laba Rp517 Miliar Hingga Oktober 2025
-
IPO SUPA: Ritel Cuma Dapat 3-9 Lot Saham, Ini Penjelasan Lengkapnya
-
OJK Akan Tertibkan Debt Collector, Kreditur Diminta Ikut Tanggung Jawab
-
Mengenal Flexible Futures Pada Bittime untuk Trading Kripto